Pada 10 April 2021 yang lalu Kab. Malang dan sekitarnya dilanda gempa bumi dengan kekuatan 6,1 SR, Kedalaman 25 KM terjadi di titik Lintang 8.95 LS, Bujur 112.48 BT yang menyebabkan korban jiwa dan kerusakan dibeberapa titik. Salah satu kawasan terdampak adalah Desa Wirotaman, Kecamatan Ampel Gading, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Merespon kondisi gempa tersebut, Dompet Dhuafa (DD) melalui kolaborasi tim Disaster Management Center (DMC), Dompet Dhuafa Volunteer (DDV), Bakti Nusa, dan Youlead berjumlah 22 orang personel terjun bersama membantu kawasan terdampak. Hasil laporan tim Respon menyatakan dampak bencana gempa diantaranya 8 orang meninggal dunia (3 orang di Malang dan 5 orang di Lumajang), dan 39 orang mengalami luka-luka. Terdapat berbagai jenis kerusakan bangunan diantaranya 1361 rumah rusak ringan, 845 rumah rusak sedang dan 179 rumah rusak berat.
Selain melakukan giat bersih, tim yang didominasi oleh pemuda ini juga melakukan tindak lanjut assessment pada fasilitas umum untuk menentukan program dan fokus bantuan prioritas. Adapun sebagian besar warga yang mengalami kerusakan rumah berat mengungsi ke rumah saudara dan tetangga, sedangkan warga yang rumahnya mengalami kerusakan ringan kembali ke rumah dan mendirikan tenda di depan rumah.Â
Oleh karenaya Psychological First Aid (PFA) menjadi salah satu program yang berfokus pada pemulihan yang menyasar anak-anak hingga remaja setempat. Berbagai aktivitas PFA diantaranya pola senyum sehat, senyum ceria dan senyum semangat. Program PFA diawali dengan senyum semangat yang dilakukan bersama di lapangan voli desa Wirotaman berupa permainan lokal bersama 57 anak-anak.Â
Selain itu, untuk membantu meningkatkan kreativitas anak-anak, PFA selanjutnya dilaksanakan dengan tema senyum ceria yang di isi dengan menggambar, mewarnai dan menyanyi lagu-lagu daerah bersama. PFA selanjutnya yakni bertema senyum sehat di isi dengan edukasi kesehatan gigi dan mulut oleh dokter gigi yang berbonus pembagian paket kebersihan (pasta gigi dan sikat gigi) beserta aneka jajanan.
Terlaksanakanya program PFA membawa dampak yang cukup signifikan bagi tingkat kebahagiaan anak-anak. Dengan adanya program ini, anak-anak memiliki aktivitas produktif di siang hari dan berinteraksi bersama teman-temannya. Mengingat kondisi geografis desa wirotaman yang naik turun, membuat jarak antar rumah yang cukup jauh bagi anak-anak untuk bisa bermain tanpa pengawasan orang tua.Â
Anggi gadis kecil berkuncir ungu, saat ditanya kesan mengikuti rangkaian program PFA, menyampaikan "Saya suka main bareng kakak-kakak karena ngga bosen dan seru, diajarin nyanyi, nggambar dan dapat banyak hadiah". Selain psikologis anak, para ibu-ibu juga memiliki trauma dan kesedihan tersendiri dengan segala hal yang telah terjadi.
Keseluruhan makanan ini, di produksi bersama oleh ibu-ibu dan remaja putri di salah satu rumah warga yang menjadi posko Dompet Dhuafa. Mulai dari subuh hingga ba'da dhuhur, tim Dapur akan disibukkan dalam serunya memasak makanan favorit yang mereka ingin. Selanjutnya kotak makan yang telah siap akan di distribusikan keseluruh warga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H