Maka pertanyaan yang selanjutnya muncul adalah apakah VR ini memungkinkan untuk diterapkan terutama di Indonesia?Â
Jawabannya adalah sangat memungkinkan, apa lagi jika kita lihat tren nya harga VR ini beberapa tahun terakhir menjadi semakin lebih murah dikarenakan cukup banyak pihak yang terlibat dalam investasi pengembangan teknologi ini, sehingga ketika harga yang semakin murah kemudian berdampak pada tingkat pembelian oleh masyarakat yang setiap tahunnya terus meningkat seperti yang dapat kita lihat pada gambar berikut.
Orang-orang yang berdomisili di perkotaan sangat mudah untuk berkomunikasi dan melakukan proses pembelajaran. Sedangkan di daerah sub-urban bagaimana? Akses internet sangat lemot. Video pun harus dimatikan agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar walaupun hanya berbasis suara (yang tentunya cukup berdampak pada kualitas pembelajaran yang didapatkan).Â
Apa lagi di daerah 3T yang bahkan ada pemadan listrik rutin. Inilah alasan learning loss meningkat di Indonesia pada masa pandemi ini. Dan hal itulah yang menjadikan perbedaan pendidikan di kota dan desa menjadi sangat terasa berbeda.
Maka yang melalui terobosan VR dalam penerapannya di Indonesia berdasarkan yang telah dilakukan oleh Millealab (merupakan salah satu platformer yang bergerak pada edukasi berbasis VR) VR ini dapat diterapkan hingga di daerah sub-urban yang memiliki kualitas rata-rata kecepatan internet 2 Mbps.Â
Lantas bagaimana dengan harganya? Seperti yang dapat teman-teman lihat pada gambar di bawah ini, setiap tahunnya kaca mata VR ini selalu menjadi semakin murah, bahkan di market place Indonesia dapat teman-teman temukan dengan harga yang bisa dibilang terjangkau.
Seperti yang kita ketahui bahwasanya semua teknologi memiliki dampak positif dan negatif, tapi yang mesti kita pahami bersama adalah bagaimana kita menimbang mana yang lebih banyak dampak negatif dibanding positifnya dan kemudian secara bertahap kita berusaha untuk terus mengurangi peluang terjadinya dampak negatif tersebut melalui regulasi dalam penerapannya.Â
Karena memang sejauh ini teknologi terus berkembang dengan sangat cepat sedangkan pembuat regulasi ngos-ngosan atau bahkan tertinggal dalam mengikutinya. Maka dengan adanya regulasi kita berharap dampak negatif dari teknologi dapat berkurang dan dapat terus memaksimalkan dampak positifnya.