mendengar rentetan kalimat yang dilontarkan eka, dalam hati ardi membenarkan bahwa orang-orang di mentawai sangat bersahabat. tak sadar senyum pun kembali ia perlihatkan kepada anak mentawai yang satu ini.
‘nama kakak ardi, ka’
‘oiya?? pada sakit semua orang-orang deket rumah kamu??’
‘apa di sana gag kena tsunami??’
‘padahal di sebelah kena loh, parah malahan..’
mendengar pertanyaan itu eka hanya membisu menyimpan semua yang ketahui, dan ia pun menunduk lesu. menyadari akan perubahan raut muka eka, ardi pun cepat cepat meminta maaf.
sesampainya di lingkungan rumah anak mentawai tersebut, ardi meminta ibu, temen-temen, dan semua warga untuk mengungsi di barak yang telah disediakan oleh para relawan, namun mereka tidak mau. terpaksa pemuda pekanbaru ini mengobati semua orang yang berada disana, hingga tak terasa malam pun tiba. ia pun diminta menginap oleh tetua kampung tersebut, agar kalau ada yang sakit tak perlu susah lagi mencari bantuan. mendengar permintaan tetua itu ardi tak bisa menolak, karena memang benar yang dikatakan oleh petinggi kampung tersebut.
ardi pun di antar ke kamar, yang telah dirapihkan terlebih dahulu. tak sampai beberapa lama ardi terlelap dalam tidurnya.
disaat bangun ia sangat kaget, karena tiba-tiba ia telah berada di barak penggungsian. dan rekan setimnya pun bercerita ia ditemukan pingsan, dan tak sadarkan diri selama 2 hari.
ardi menceritakan apa yang telah ia alami kepada semuanya, semuanya terkejut karena kampung tersebut adalah kampung terparah yang diterpa oleh gelombang tsunami. ia hanya bisa diam mendengar kenyataan kampung tersebut.
di keesokan harinya disaat teman stim ardi bekerja, ia hanya diperbolehkan beristirahat. karena merasa bosan ia pun penasaran melihat korban meninggal yang ditemukan hari ini.