Kekerasan kalsium karbonat adalah istilah umum yang menunjukkan jumlah total garam divalen yang ada, tetapi tidak menentukan garam mana yang menyebabkan kesadahan air.Â
Kekerasan dan alkalinitas sering membingungkan karena keduanya diekspresikan dengan menggunakan istilah yang sama (ppm kalsium karbonat), dan kadang-kadang kedua parameter memiliki nilai yang sama di badan air tertentu.Â
Namun, alkalinitas mengukur ion negatif (karbonat dan bikarbonat) dan kekerasan mengukur ion positif (kalsium dan magnesium), dan terkadang nilai-nilai ini dapat sangat berbeda.Â
Jika batu kapur (kalsium karbonat) adalah penyebab kekerasan dan alkalinitas, nilai-nilai ini akan sama atau identik. Namun, jika natrium bikarbonat (NaHCO3) bertanggung jawab atas alkalinitas tinggi, adalah mungkin bagi air untuk memiliki alkalinitas tinggi dan kekerasan dan kalsium yang rendah.Â
Kalsium dan magnesium sangat penting bagi ikan untuk proses biologis seperti pembentukan tulang dan sisik. Jika kolam Anda digunakan untuk membudidayakan ikan, kekerasan air harus di atas 50 ppm dan dapat disesuaikan dengan menambahkan batu kapur pertanian.
Ringkasan
Pemahaman dasar tentang komponen kimia ekosistem perairan penting untuk berhasil mengelola kolam atau danau apa pun. Interaksi antara suhu, nutrisi, dan oksigen memainkan peran penting dalam banyak masalah umum yang dihadapi oleh pemilik kolam, seperti pertumbuhan alga yang berlebihan, penipisan oksigen, dan kematian ikan.Â
Ekosistem kolam yang sehat lebih mudah dicapai dengan memahami interaksi ini dan mengelola pemuatan nutrisi yang berlebihan ke sistem kolam. Parameter lain, seperti pH, alkalinitas, dan kekerasan, juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan dan dapat memengaruhi toksisitas senyawa lain, seperti amonia dan logam.Â
Pengujian kualitas air harus dipertimbangkan jika kolam Anda akan digunakan untuk budidaya ikan intensif. Berbagai metode tersedia untuk memantau kualitas air. Beberapa perusahaan memproduksi kit dan bahan untuk memantau kualitas air, atau sampel air dapat dikirim ke laboratorium komersial untuk pengujian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H