Mohon tunggu...
Ucique Klara
Ucique Klara Mohon Tunggu... karyawan swasta -

dari Manggarai-Flores. suka membaca tulisan-tulisan di kompasiana meski jarang menulis :D

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Sepercik Gegap Gempita Piala Dunia 2010 di Manggarai: Komedi Sekaligus Ironi

29 Juni 2010   11:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:12 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Bicara soal nonton bareng, di Ruteng ada beberapa tempat, diantaranya: di BPD, di dealer Yamaha Yess baru di Kumba dan di PLN.
Gaung kehebohan Piala Dunia 2010 di negara asal tim Bafana terdengar sampai pelosok desa, semua desa-desa yang sudah terjangkau oleh listrik dan bisa mengoperasikan televisi (itupun karena swadaya masyarakat-bukan usaha pemerintah) melahirkan sentimen untuk mendukung tim tim nasional favorit masing-masing. Saya hanya mengumpulkan cerita-cerita yang berasal dari keluarga yang datang ke Ruteng.

Di Pagal-Kecamatan Cibal, masyarakat bisa nonton bareng di Aula Paroki, layar lebar pake proyektor, bayarnya Rp 1000/orang, duduknya di tikar atau loce9, udara lebih hangat bahkan bisa nonton sambil tiduran. Kalau mau kopi tinggal tambah 2 rebu perak. Selain buat ajang nonton nonton bareng sekalian buat sosialisasi dan bersua antar penduduk desda, sekali lagi membuktikan bagaimana olah raga mempersatukan.

Rinus, yang baru saja pulang kampungnya di Deru-Manggarai Timur, berapi-api bercerita tentang layar lebar untuk menonton Piala Dunia di kampungnya dengan tiket seribu perak atau bisa dibayar dengan seikat kayu bakar. Setelah capek pulang dari kebun/sawah, semua bergembira menikmati hiburan murah meriah walaupun dengan sumber daya yang terbatas.

Di Ruteng sendiri nonton bareng di beberapa tempat seperti BPD, di dealer Yamaha Yess baru di Kumba dan di PLN benar-benar dimintai. Udara dingin tidak menghalangi pendukung Der panzer, Tim, Samba, Tim Orange serta penggemar Messi dan Three Lions juga tim-tim jagoan lainnya. Ada yang bawa selimut dan kain meskipun sudah dobel jaket dan pakai kaus kaki, bahkan selain menggunakan topi dingin dilapisi lagi dengan helm sepanjang nonton pertandingan. Tanggal 20-23 juni merupakan suhu terdingin karena saat itu Matahari berada pada titik paling jaug dari garis khatulistiwa alias ada di titik paling utara, bahkan pagi saat matahari bersinar suhu udara pun dingin bahkan pernah sampai 9 derajat celcius…tak bisa meredakan kobaran api untuk menonton laga di lapangan hijau Johaneburg.

Bersyukurlah orang yang punya kendaraan pribadi atau rumahnya dekat dengan area nonton bareng atau punya sanak keluarga yang punya matrix bola, tidak pelit dan bersedia serta rela menyumbangkan servis tambahan seperti kopi panas dan tidak mengeluh sesudahnya. Sungguh kasihan orang yang suka bola, rumah jauh dari tempat nonton bareng, mengalami situasi dimana dia tdk bisa ikutan nonton bareng meskipun ada yang mengajak dan memberikan tumpangan gratis: misalnya punya anak bayi di rumah atau salah satu anggota keluarga ada yang sakit di rumah. Salut buat yang rela menghadapi segala hambatan demi nonton bareng ataupun pergi numpang di rumah orang.

Tak pelak lagi inilah yang namanya komedi ironi. Kalau di kota-kota besar acara nonton bareng memang karena mau bersama-sama, ramai-ramai, bukan karena tak punya modal di rumah. Dalam hal ini kalau sedikit memasukkan ilmu ekonomi, bisa dikategorikan sebagai wants atau keinginan, sedangkan di kota kecil atau tempat pelosok, nonton bareng adalah kebutuhan alias needs karena didasarkan usaha dan kenihilan sumber daya. wakaka entah analisis ini benar atau tidak, saya hanya coba membuat perbandingan hahahahaha

Seperti 2 sisi mata uang, dari semua hal yang menyedihkan ini masih ada hikmahnya (kalau diamati dengan penuh keikhlasan..ciiiee..heheh) misalnya: nontonnya lebih rame, bersama orang-orang yang suka bola, ketemu sesama pendukung tim nasional, mungkin bisa kenalan sama orang baru dan jatuh cinta (bukan hanya pria saja yang gila bola, cewek juga rela berdingin ria demi melihat pemain-pemain ganteng yang diklaim sebagai pacar meskipun dalam mimpi kali yeeeee…).. selain itu nontonnya lebih seru karena tidak semua orang mendukung tim yang sama. Jadi bisa saling komentar dan bikin suasana makin hangat saat pertandingan berlangsung seru.
Taruhan

Istilah dan praktek taruhan saat ini hal yang sudah lazim. Bukan hal yang luar biasa lagi, kecuali kalau dilihat dari jenis barang/hal yang dijadikan taruhan, misalnya: uang, tanah atau harus melakukan sesuatu yang dianggap unik/ekstrem saat tim jagoannya kalah. ada juga taruhan berdasarkan jumlah gol yang diprediksi. Tak tanggung-tanggung, ada beberapa pihak yang rela “pasang” jutaan rupiah karena yakin prediksinya tepat di sasaran. Kalau ini sih menurut saya bukan karena cinta bola, tapi karena pada dasarnya suka taruhan! hahaha
Perayaan sepak bola dunia masih paruh waktu lagi, memasuki babak 16 besar mencari jagoan untuk 8 besar berarti cerita ini masih belum selesai….

to be continued…

1 pergi numpang nonton TV (dalam bahasa Manggarai tuntung secara harafiah mengandung arti : tidak tahu malu pergi numpang makan di rumah orang
2 rumah siapa
3 Dekat atau jauh
4 Pelit atau tidak pemiliknya
5 menyediakan kopi atau tidak
6 Nanti malam nonton di rumah ya? Tadi saya sudah dapat chanel TV Myanmar, ada preview dan jadwalnya.
7 Ayo cepat putar parabolanya!
8 Melotot
9 Tikar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun