Mohon tunggu...
Uci Anwar
Uci Anwar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Karena Hidup Harus Bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mencuri Ilmu Suku Baduy

5 Desember 2019   15:47 Diperbarui: 7 Desember 2019   07:45 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dokpri
dokpri
Meniru Urang Kanekes, demikian suku ini juga biasa dipanggil, rombongan  berjalan "Babaduyan", yakni cara berjalan masyarakat Baduy yang berjalan berbaris seorang demi seorang, seperti antri, dimana pun, kendati jalan yang dilalui amat lebar. 

Kebiasaan ini tetap  mereka lakukan di kota besar, jika mereka akan bersilaturahmi dengan sanak keluarga di kota besar atau menjual hasil bumi, serta kerajinan tenun ke kota. Urang Kanekes terkenal sebagai suku yang hemat dan gemar berjalan kaki. Ini pelajaran pertama bagi orang kota.

dokpri
dokpri
Agar tidak kehilangan anggota di hutan, anggota dibagi menjadi 5 regu, dengan masing masing komandan regu. Tersebab rombongan besar ini belum saling mengenal, hanya komandan regu yang diperbolehkan menggunakan topi merah, hingga bisa terlihat dari kejauhan. 

Perjalanan  mendaki dan menurun dengan kemiringan 15 sampai 30 bahkan hingga 45 derajat ini, membukakan sebuah kesadaran baru. 

Ini penyebab sungguh sulit  mencari orang obesitas di Baduy. Perjalanan jauh, berliku, menanjak, menurun, membuat suku baduy tak sempat menimbun lemak di tubuh mereka. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga kaum sepuh, semua langsing. 

dokpri
dokpri
Sementara ketika orang-orang kota ini terkapar menumpang istirahat di bale bambu, penduduk berlalu lalang memikul kayu, papan, kelapa, pisang, dengan formasi  berbaris tegap, tanpa deru nafas memburu. Bahkan  anak anak berlarian dengan riang dan enteng, beberapa tanpa alas kaki.

"Waktu naik, tas pinggang saya ketat di perut. Lihat, setelah turun dari Baduy, tasnya longgar. ," ujar Yanthy Nugroho, menunjukan perutnya yang mendadak langsing hanya dengan sekali perjalanan pulang pergi ke jembatan kayu, jembatan batas antara  Suku Baduy Dalam dan Luar.

dokpri
dokpri
Selain langsing,  perempuan suku baduy tampak cantik menarik. Kulit mereka bersih dan halus. Alam yang bersih memberikan karunia ini pada mereka. Orang-orang Baduy adalah orang orang yang bahagia. Mereka tidak terpenjara oleh harta. 

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Kesederhanaan dan kesetaraan diperlihatkan dalam keseharian. Mereka menggunakan pakaian sehari-hari yang selalu sama, alias seragam. Suku Baduy Luar, biasa menggunakan atasan hitam dengan padu padan kain biru khas Baduy. Sementara suku Baduy Dalam menggunakan atasan berwarna putih. Dua warna ini memudahkan membedakan mereka dari suku baduy mana.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
"Tinggalkan Kenangan Boleh, Tinggalkan Sampah Jangan". Sebuah  peringatan yang digantung di sebuah balai  peduduk ini, tentu saja ditujukan bagi orang kota. Penduduk Suku Baduy  terkenal bersih dan resik. Halaman-halaman rumahnya rapi. 

Memasuki rumah salah seorang penduduk Baduy Luar untuk makan bersama, terasa kebersihan itu. Tak banyak barang yang mereka miliki, membuat balai rumah mereka mudah dibersihkan.Sejalan dengan intruksi ketua rombongan untuk membawa pulang sampah pribadi dalam ransel masing masing.

dokpri
dokpri
Rombongan Pemangku merupakan rombongan yang unik, agak berbeda dengan rombongan lain yang biasa menjelajahi atau melakukan treking ke pedalaman ini. Betapa tidak, umumnya  rombongan lain adalah kaum muda yang masih sehat dengan kekuatan stamina prima. 

Seperti rombongan mahasiswa jurusan Jurnalistik Universitas Islam Negeri ( UIN) Bandung yang sedang menginap di sana. Kekuatan remaja mereka mendukung pencapaikan treking ini. Mereka menginap, hingga memberi waktu bagi tubuh untuk mengembalikan stamina saat pulang keesokan harinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun