"Pulanglah nak, hujan sudah reda, kasihan ibumu mungkin khawatir menunggu mu tak pulang-pulang, jaga ibumu baik-baik nak, kau anak baik kakek yakin ibumu sangat baik memiliki anak sepertimu".
"Terimakasih kek, terimakasih pula untuk baju koko ini"
Dodo segera merapikan barang dagangannya. Sementara kakek membantu membetulkan sepeda Dodo yang rusak. Merekapun pulang ke rumah masing-masing. Dalam perjalanan sesekali Dodo menengok kebelakang melambaikan senyum untuk sang kakek yang masih memandangi langkah Dodo.
Setibanya di rumah Dodo langsung bergegas masuk rumah.
"Ibu... ibu... ibu di mana,.. buu buu"! teriak Dodo menyusuri setiap sudut rumah berpagar bambu. Dodo terlihat sangat cemas, tidak mendapati ibunya. Dodo makin ketakutan dan cemas. Lalu ia keluar menuju kebun belakang rumah.
"Ibu... bu..."! teriak Dodo sangat kencang
Betapa kaget dan terkejutnya Dodo melihat tubuh wanita yang ia cintai tergeletak lemas di atas pusaran ayahnya. Dodo teriak histeris "Ibuuuuuu...ibuuuuu!" Ibu jangan tinggalkan Dodo, ibuuuuuu! Tangis bocah kurus memecahkan suasana siang menjelang sore.
Dodo yang malang, diusia menginjak remajanya ia harus kehilangan ke dua orang tuanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H