"Hasil analisis Regresi Multivariat Stunting menunjukan ada tiga faktor layanan yang sangat signifikan terhadap adanya jumlah stunting di Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat yaitu  Pemberian ASI eksklusif, kunjungan pelayanan pertama ibu hamil, dan partisipasi masyarakat".
 --
Melakukan pemodelan analisis regresi multivariat jumlah kasus stuting dan beberapa layanan yang dapat memberikan pengaruhnya terhadap distribusi adanya jumlah stunting di 20 Puskesmas Kabupaten Polewali Mandar.
Dimana Jumlah stunting per puskesmas sebagai variabel dependen (variabel terikat) dan faktor-faktor pelayanan sebagai variabel independent (variabel bebas). Dengan model regresi multivariatnya adalah
Y=Bo + B1X1+B2X2 + …BnXn +e
Dimana:
- Y = Jumlah stunting (variabel dependen)
- Bo = Intercept (konstanta)
- B1X1+B2X2 + …Bn = koefisien untuk masing-masing variabel independen
- X1, X2, …. Xn = variabel independen (determinants)
- X1 = Diberi ASI Eksklusif
- X2 = Kunjungan Pelayanan Pertama Bumil
- X3 = Kunjungan Pelayanan Keempat Bumil
- X4 = Partisipasi Masyarakat
- X5 = Keluarga Berencana (KB) Aktif
- X6 = Penanganan Komplikasi Kebidanan
- X7 = Penanganan Diare untuk Semua Umur
- X8 = Desa dengan Dana Kesehatan
- X9 = Pemberian Tablet Tambah Darah Bumil
- X10 = Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
- X11 = Penduduk Akses Jamban Sehat
- E = Error term atau residual
Dilakukan uji statistik regresi menggunakan program microsoft excel, data analysis regression confidence  level 95% (0,05). Dengan pernyataan permasalahan, "Apakah ada ada setidaknya satu variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap jumlah stunting pada tingkat signifikansi 5%.?
Dengan hipotesis ;
- Ho = tidak ada variabel independen yang berpengaruh terhadap adanya jumlah stunting, dengan sign F > 0,05
- Ha = ada variabel independen yang berpengaruh adanya jumlah stunting, dengan sign F <0,05
Model regresi yang digunakan dalam konteks ini bertujuan: untuk menentukan Hubungan antara Variabel: Menganalisis dan menentukan faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi Jumlah stunting di antara anak-anak yang dikelola oleh 20 Puskesmas, dalam hal ini untuk 7.058 anak dengan rata-rata 353 anak stunting per Puskesmas di kabupaten Polewali Mandar dengan data profil Dinas Kesehatan tahun 2021.
Mengidentifikasi Strategi Intervensi: Dengan mengetahui variabel independen yang berpengaruh, model ini dapat digunakan untuk merumuskan rekomendasi yang menyasar intervensi kesehatan masyarakat. Ini penting untuk mengurangi jumlah stunting, yang merupakan masalah kesehatan serius.
Memberikan Data untuk Kebijakan Kesehatan:Â Hasil dari analisis ini dapat menjadi dasar bagi pengambil keputusan dalam menetapkan prioritas program dan kebijakan kesehatan di tingkat Puskesmas dan lebih luas lagi.
Penjelasan Data Model Regresi dari hasil pengolahan data jumlah stunting di 20 puskesmas dan 11 data layanan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Significance F
- Significance F (0,026199): Nilai ini menunjukkan signifikansi keseluruhan dari model regresi. Karena nilai ini lebih kecil dari 0,05, kita dapat menyimpulkan bahwa ada setidaknya satu variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap prevalensi stunting pada tingkat signifikansi 5%.
2. R-Square
- R-Square (0,851665): Ini menunjukkan bahwa sekitar 85% variasi dalam prevalensi stunting untuk anak-anak di 20 Puskesmas dapat dijelaskan oleh model yang dibangun. Nilai ini menunjukkan model yang sangat baik dalam menjelaskan data yang dianalisis.
3. Koefisien dan P-value
Berikut adalah analisis koefisien dan p-value dari masing-masing variabel independen:
- Intercept dengan nilai (158): Ini adalah nilai estimasi jumlah rata-rata stunting dari 20 Pukesmas ketika semua variabel independen adalah nol adalah sebesar 158 anak lebih rendah dari rata-rata jumlah stunting di tahun observasi yaitu 353 anak yang menderita stuting.
- Diberi ASI Eksklusif (-0,68; p-value: 0,020): Koefisien negatif ini menunjukkan bahwa anak yang diberi ASI eksklusif cenderung memiliki prevalensi stunting yang lebih rendah. P-value yang signifikan (di bawah 0,05) menunjukkan bahwa ini adalah faktor penting yang perlu diperhatikan.
- Kunjungan Pelayanan Pertama Ibu Hamil (2,64; p-value: 0,009): Koefisien positif menunjukkan bahwa lebih banyak kunjungan ke layanan kesehatan pada kehamilan pertama berhubungan dengan penurunan prevalensi stunting. P-value yang juga signifikan menegaskan pentingnya kunjungan awal bagi ibu hamil.
- Kunjungan Pelayanan Keempat Ibu Hamil (3,10; p-value: 0,179): Koefisien positif namun dengan p-value yang tidak signifikan menunjukkan bahwa ini tidak berpengaruh signifikan terhadap prevalensi stunting.
- Partisipasi Masyarakat (-0,41; p-value: 0,008): Koefisien negatif dan signifikan menunjukkan bahwa partisipasi aktif masyarakat dapat menurunkan prevalensi stunting.
- Keluarga Berencana (KB) Aktif (-0,13; p-value: 0,25): Meskipun memiliki koefisien negatif, p-value menunjukkan bahwa tidak signifikan, sehingga tidak ada pengaruh yang jelas terhadap stunting.
- Penanganan Komplikasi Kebidanan (-2,15; p-value: 0,127): Koefisien negatif tetapi tidak signifikan menunjukkan bahwa faktor ini tidak berkontribusi secara signifikan terhadap penurunan prevalensi.
- Diare untuk Semua Umur (-0,21; p-value: 0,447): Koefisien menunjukkan hubungan negatif, tetapi p-value yang tinggi menunjukkan ketidakberpengaruhan.
- Desa dengan Dana Kesehatan (0,00; p-value: 0,595): Sangat tidak signifikan, menunjukkan tidak ada pengaruh yang berarti.
- Pemberian Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil (-4,04; p-value: 0,062): Hampir signifikan, koefisien negatif menunjukkan bahwa intervensi ini mungkin menurunkan prevalensi stunting.
- Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (7,93; p-value: 0,263): Koefisien positif tetapi tidak signifikan; ada ketidakjelasan mengenai pengaruh BBLR terhadap stunting.
- Penduduk Akses Jamban Sehat (0,019; p-value: 0,435): Koefisien ini menunjukkan hubungan positif kecil tetapi tidak signifikan.
Diskusi
Kesimpulan dari pernyataan permasalahan "Apakah ada ada setidaknya satu variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap jumlah stunting pada tingkat signifikansi 5%.? Ada variabel independen yang berpengaruh , dengan sign F <0,05 dengan model regresi ini menunjukkan bahwa ada tiga faktor mempengaruhi jumlah stunting di antara anak-anak di 20 Puskesmas yaitu Diberi ASI eksklusif, kunjungan pelayanan pertama ibu hamil, dan partisipasi masyarakat adalah faktor-faktor yang signifikan.
Y=158+(0,68.X1)+(2,64.X2)+(0,41.X4)
Dimana
Y = Jumlah stunting
X1 = Diberi ASI Eksklusif
X2 = Kunjungan Pelayanan Pertama Bumil
X4 = Partisipasi Masyarakat
ASI Eksklusif adalah Pemberian ASI saja pada usia 0-6 bulan, bukan saja untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi tapi juga kebutuhan sampai dengan umur 2 tahun disamping itu juga merupakan investasi pembentukan sel-sel tulang dalam meningkatkan fase membangun tinggi badann potensial pada masa puberitas anak. Â Kunjungan pertama pelayanan ibu hamil pada triwulan pertama merupakan pelayanan potensial bukan saja pelayanan kesehatatan ibu tetapi juga pelayanan kebutuhan gizi embrio sebagai awal dalam membangun tinggi badan potensial. Dan Partisipasi Masyarakat adalah keterlibatan masyarakat dan para pemberi pelayanan akan perhatian kepada anak dalam 1000 awal kehidupan pertama dari masa embrio dalam kandungan ibu sampai dengan usia dua tahun.
Ini memberikan wawasan berharga untuk merancang program intervensi kesehatan yang lebih efektif, yang berfokus pada pemberian ASI Eksklusif pemeriksaan kesehatan ibu hamil dan meningkatkan peran masyarakat untuk mengurangi prevalensi stunting di Kabupaten Polewali Mandar provinsi Sulawesi Barat.
-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H