Konsep bentuk Kamar Gowokan memang sengaja di buat sempit agar dalam waktu prosesi 10 hari itu akan lebih mendekatkan dan terjadi kontak intim antar Penguji dengan Teruji, bahkan pintu kamar di buat sempit.Â
Penguji atau gowok itu menyandang status sebagai menantu perempuan dari keluarga lelaki ini, bila siang hari melakuakan kewajiban rumah tangga antara lain, memasak, mencari kayu bakar, mengirim makanan ke lelaki yang berprofesi sebagai petani, sampai menerima tamu di rumah.Â
Biasanya setelah melewati Malam pertama, esok harinya Sang Penguji melapor kepada orang tua lelaki, Misalnya, jika anak memenuhi semua persyaratan, dia mengatakan: "Bapak, kang putra sampun boten ngunciwani" (Ayah, Putramu adalah pria yang sempurna), atau: "Bapak, drng saged matur katah" (Ayah, saya belum bisa memberi tahu Anda banyak tentang hal itu), yang berarti teruji harus menjalani operasi lagi, karena belum memenuhi persyaratan.Â
Seperti yang telah disebutkan, selama kontrak tersebut wanita tersebut dianggap sebagai istri resmi dari lelaki muda tersebut. Selama periode ini keluarga menerima banyak pengunjung, dari yang penasaran dan tertarik serta dari kerabat; dia kemudian menerima madu. Juga para pemuda mereka yang belum lulus datang dengan rasa ingin tahu dari pemuda itu untuk menanyakan tentang persyaratan atau proses ujian.Â
Jika wanita yang bersangkutan menyukai laki-laki muda dan orang tuanya, maka tidak jarang pada saat kunjungan oleh ayah dari salah satu anak yang berkunjung tersebut, untuk mengadakan suatu transaksi baru dengan penguji, di mana orang-orang yang hadir dan juga mereka yang masih berada di rumah, mengadakan suatu transaksi baru dengan si penguji. gowokan pemuda yang peduli---yang satu ini penuh pujian atas "gowok"-nya---berperan sebagai saksi.Â
Setelah berakhirnya masa percobaan, jika dalam jangka waktu sepuluh hari telah diminta lagi oleh orang lain, perempuan itu diambil di sana oleh suami kontrak berikutnya, bersama dengan satu set pakaian baru, yang dalam hal ini disebut "penjongkt" (penjaga).
Dari mantan mertuanya dia kemudian menerima  seperti yang telah disebutkan, sejumlah beras, biasanya 1 kati sehari; jadi, jika masa percobaan telah berlangsung 10 hari, dia menerima 10 kati beras, 10 kelapa, beberapa ayam (jago dan babon), sayuran dll.Â
Hal yang tidak dapat dipahami dari semuanya adalah bahwa tidak ada kecemburuan atau pertengkaran yang pernah muncul dari hubungan ini; semuanya ramah.Â
Di sarikan dari :
Adat Perkawinan dan Hubungan Terkait Perkawinan di Banjoemas Timur Kuno. oleh Raden Prawoto.
Â