Mohon tunggu...
Hanantyo Wahyu Saputro
Hanantyo Wahyu Saputro Mohon Tunggu... Guru - Rakyat Biasa

Guru di SMK Bina Taruna Masaran Sragen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Algoritma Jodoh Orang Jawa

8 Juni 2020   20:51 Diperbarui: 10 Juni 2020   21:09 8589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pernikahan dalam adat Jawa | Sumber: Nakita via style.tribunnews.com

Seorang Al Khwarizmi pernah mengatakan algoritma jodoh, yang kira-kira bunyinya adalah apabila dia beriman maka nilainya satu, kalau rupawan tambahkan angka nol, sehingga jadi 10, dan apabila kaya dan rupawan tambahkan lagi angka nol jadi 100, namun apabila cantik dan kaya namun tidak beriman maka nilainya adalah nol. 

Namun Suku Jawa memiliki algoritma jodoh sendiri yang dihitung berdasarkan hari lahir (weton) dari dua sejoli yang akan disatukan. Ada beberapa algoritma menghitung jodoh bagi Orang Jawa, yang dalam artikel ini saya hanya akan membahas 2 saja, yang diantaranya adalah berdasarkan akumulasi hari lahir (weton) dan penghitungan sisa angka dari hasil bagi 10 atau 7.

Untuk dapat melakukan penghitungan tersebut lebih dahulu harus tahu nilai dari weton, dimana weton dalam satu periode ada 35 hari atau disebut dengan selapan, atau satu lapan. 

Dalam satu lapan ada 7 hari, yaitu sama minggu hingga sabtu, dan masing masing-masing akan berpasangan dengan pasaran, yang terdiri dari 5 pasaran, yaitu Kliwon, Legi, Pahing, Pon, dan Wage. 

Sebagai contoh, apabila tanggal 08 Juni 2020 itu weton-nya adalah Senin Kliwon, maka tanggal 09 Juni 2020 adalah Selasa Legi, 10 Juni adalah Rabu Pahing, dan begitu seterusnya dan terus berulang.

Yang pertama diketahui adalah nilai hari dan pasaran, yaitu sebagai berikut:

Hari dan Nilainya (dokpri)
Hari dan Nilainya (dokpri)

Pasaran dan Nilainya (dokpri)
Pasaran dan Nilainya (dokpri)

Misalkan seseorang yang lahir pada 27 Juni 1984 memiliki weton Rabu Kliwon, sehingga nilai weton-nya adalah Rabu (7), dan Kliwon (8), sehingga 7 + 8 = 15. 

Seperti itulah dasar penghitungannya, dan kemudian kita akan masuk algoritma jodoh yang pertama, yaitu kecocokan berdasarkan hasil akumulasi weton kedua sejoli dengan rincian sebagai berikut:

Rumus Hasil Penjumlahan Weton (Dokpri)
Rumus Hasil Penjumlahan Weton (Dokpri)
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
  1. Pegat, memiliki arti pasangan tersebut akan sering bertengkar, dan dapat berakhir dengan perceraian (pegat).
  2. Ratu, memiliki arti apabila pasanan tersbut akan disegani oleh orang lain selayaknya ratu (dalam bahasa Indonesia artinya raja).
  3. Jodo, memiliki arti bahwa kedua sejoli akan menerima kekurangan satu sama lain, sehingga akan rukun sampai maut memisahkan.
  4. Topo, memiliki arti pasangan tersebut akan mengalami kesusahan di awal pernikahan, namn akan mengalami kejayaan setelah itu.
  5. Tinari, memiliki arti akan menemukan kebahagiaan, dipenuhi keberuntungan dan tidak akan mengalami kesusahan.
  6. Padu, memilii arti pasangan tersebut akan sering mengalami pertengkaran, meskipun didasari hal sepele, namun tidak sampai bercerai.
  7. Sujanan, memiliki arti bahwa pasangan tersbut akan diwarnai pertengkaran dan perselingkuhan.
  8. Pesthi, memiliki arti bahwa pasangan tersebut akan hidup romantis, meskipun ada masalah namun tidak sampai mengganggu keharmonisan berumah tangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun