2. Juary (Porto, 1987)
Laga final Piala Champions musim 1986-1987 ini mempertemukan antara juara Portugal, FC Porto yang di babak semifinal menyingkirkan Dinamo Kyiv (Uni Soviet) dengan agregat 4-2, dengan Juara Jerman Barat, Bayern Muenchen yang sebelumnya menyingkirkan Real Madrid dengan agregat 4-2. Saat itu FC Porto diperkuat oleh bek legendaris Joao Pinto, dan Bayern sendiri diperkuat oleh pelatih mereka saat ini, Hans-Dieter Flick.Â
Bayern memimpin terlebih dahulu lewat gol dari Ludwig Koegl pada menit ke-25. Kemudian FC Porto pun menggandakan serangan mereka terhadap Bayern, namun gol penyeimbang pun tak kunjung datang.Â
Akhirnya pada menit ke-77 gol penyeimbang datang melalui penyerang asal Aljazair, Rabah Madjer yang mencetak gol dengan cara yang sangat indah, yaitu dengan tendangan back heel.Â
Sepuluh menit kemudian, gol kemenangan pun terjadi, ketika pemain pengganti asal Brasil, Juary mampu mengkonversi umpan dari sisi kanan pertahanan Bayern untuk menjadi gol, padahal Juary memulai pertandingan dari bangku cadangan pada pergantian babak. Skor 2-1 pun bertahan hingga pertandingan usai, dan FC Porto menjadi juara Piala Champions untuk pertama kalinya.
3. Lars Ricken (Borussia Dortmund, 1997)
Pada edisi musim 1996-1997, turnamen sudah berubah nama menjadi Liga Champions Eropa, dimana babak final mempertemukan antara "petahana" Juventus (Italia) melawan Borussia Dortmund (Jerman).Â
Juventus menyingkirkan Ajax Amsterdam dengan agregat 6-2 di babak 4 besar, sedangkan Dortmund menyingkirkan wakil Inggris, Manchester United dengan agregat 2-0.Â
Pada babak final yang berlangsung di stadion Olimpiade Muenchen, Juventus lebih agresif dalam memberikan perlawanan ke pertahanan Dortmund, namun Dortmund mampu mengoptimalkan serangan mereka dengan 2 gol cepat yang dicetak oleh penyerang Karl-Heinz Riedle pada menit 29 dan 34.Â