Mohon tunggu...
Hanantyo Wahyu Saputro
Hanantyo Wahyu Saputro Mohon Tunggu... Guru - Rakyat Biasa

Guru di SMK Bina Taruna Masaran Sragen

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

"John Connor" di Dunia Sepakbola

2 Mei 2020   21:10 Diperbarui: 2 Mei 2020   21:52 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juergen Klopp (Sumber Gambar: premierleague.com)

John Connor adalah tokoh imajinatif dalam film serial The Terminator, yang merupakan anak dari penjelajah waktu Kyle Reese dengan seorang wanita di tahun 1984 yang bernama Sarah Connor.

John  Connor muda dalam beberapa seri The Terminator ditunjukkan sebagai seseorang yang "ecek-ecek", namun selalu diselamatkan oleh tokoh protagonis dalam film tersebut, karena di masa depan dia akan menjadi pemimpin pergerakan manusia dalam menumpas perlawanan dari sekelompok robot pembunuh ciptaan manusia (yang karena kesalahan) malah balik menyerang manusia. Tentu robot tipe T-800 dan T-1000 sangat akrab bagi pecinta seri The Terminator.

Di dunia sepakbola sendiri banyak hal-hal seperti itu yang terjadi, bagaimana seorang pelatih yang dulunya ketika menjadi pemain memiliki penampilan biasa-biasa saja atau bahkan hampir tidak berprestasi sama sekali, dan bahkan tidak memiliki pengalaman sebagai pemain sama sekali, ketika menjadi pelatih mampu membawa pencapaian tinggi bagi klubnya.

Meskipun juga ada nama-nama besar ketika menjadi pemain, dan berlanjut ketika menjadi pelatih, seperti Franz "Kaiser" Beckenbauer ketika di Timas Jerman Barat memberikan gelar juara dunia pada tahun 1974 ketika menjadi pemain, dan 1990 ketika menjadi pelatih, kemudian Carlo Ancelotti memberikan gelar Liga Champions  Eropa ketika menjadi pemain dan pelatih ketika di AC Milan, plus di Real Madrid ketika menjadi pelatih, dan ada lagi Zinedine Zidane yang mampu memberikan gelar Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa ketika menjadi pemain di Timnas Perancis, dan memberika trofi Liga Champions Eropa baik ketika menjadi pemain dan pelatih bersama Real Madrid.

Sosok "John Connor" di dunia sepakbola paling tidak dapat direpresentasikan oleh 4 tokoh pelatih berikut ini:

1. Arrigo Sacchi

Arrigo Sacchi (Sumber Gambar: fedenerazzura.net)
Arrigo Sacchi (Sumber Gambar: fedenerazzura.net)

Lahir di Fusignano, Italia, pada 01 April 1946, sebelum menjadi pelatih sepakbola dia adalah seorang penjual sepatu. Memulai karir melatihnya di tim tempat kelahirannya sendiri Fusignano pada tahun 1973, dan kemudian melatih AC Milan pada periode 1987-1991.

Pada awal kedatangannya di AC Milan sempat diragukan, akan tetapi 1 gelar Liga Serie A Italia, dan Piala Super Italia,  kemudian 2 gelar Piala Eropa ( sekarang Liga Champions Eropa), Piala Super Eropa, hingga Piala Interkontinental (sekarang piala Dunia Antar Klub), menghapus semua keraguan tersebut, bahkan filosofi kepelatihannya dianut oleh beberapa pelatih besar seperti Fabio Capello, Carlo Ancelotti, hingga pada Antonio Conte. Sacchi sempat kembali ke AC Milan pada medio musim 1997-1998, namun bisa dikatakan gagal.

Kegagalan tersebut dianggap lumrah, karena AC Milan sudah terlanjur "bonyok" selama dilatih oleh Oscar Washington Tabarez yang dihentikan pada tengah musim.

Sekedar catatan, AC Milan baru bisa mendapatkan gelar lagi pada musim 1998-1999 sebagai juara Liga Serie A Italia dibawah "nahkoda" Alberto Zaccheroni.

2. Jose Mourinho

Jose Mourinho (Sumber Gambar: football.london)
Jose Mourinho (Sumber Gambar: football.london)

Memiliki julukan "The Special One", memiliki karir sebagai pemain bola yang jarang diketahui oleh penggemar bola, bahkan seorang Juergen Klopp dalam sebuah konferensi pers harus "Googling" untuk mengetahui posisi sebenarnya dari Mourinho yang ternyata adalah seorang gelandang, setelah sebelumnya sempat melontarkan kalimat yang mengatakan Mourinho dulu seorang kiper.

Pensiun di sekitar usia 24 tahun, kemudian melanjutkan karir sebagai asisten pelatih di FC Barcelona pada tahun 1996.

Mulai menarik perhatian klub besar eropa saat melatih FC Porto dan menjuarai Piala UEFA tahun 2003 setelah mengalahkan tim Skotlandia Glasgow Celtic 3-2 di final, meraih juara Liga Champions Eropa pada tahun berikutnya setelah mengalahkan tim asal Perancis AS Monaco 3-0 di final (final yang bisa dikatakan pertemuan antara 2 kuda hitam).

Selepas meninggalkan FC Porto, Mourinho meraih gelar domestik bersama Chelsea pada periode 2004-2007  (sempat balik kucing pada periode 2013-2015) , dan Real Madrid pada periode kepelatihan 2010-2013,  kemudian membawa Inter Milan meraih Treble pada musim 2009-2010 dengan memenangi gelar Liga Champions Eropa keduanya pada.

Sempat melatih di  Manchester United dan memenangkan gelar Liga Europa musim 2016-2017 setelah mengalahkan Ajax Amsterdam 2-0. Saat ini mourinho melatih Tottenham Hotspur, untuk pencapaiannya belum dapat diketahui, mengingat musim terhenti karena pandemi COVID-19.

3. Juergen Klopp

Juergen Klopp (Sumber Gambar: premierleague.com)
Juergen Klopp (Sumber Gambar: premierleague.com)

Memiliki nama lengkap Juergen Norbert Klopp, lahir pada 16 Juni 1967, memiliki karir yang biasa saja sebagai seorang pemain, meskipun agak "mending" dibandingkan Jose Mourinho. Mengalami karir melatih di Mainz 05 selama 7 tahun dari 2001-2008, untuk kemudian melatih di Borussia Dortmund periode 2008-2015, dengan memberikan diantaranya 2 tropi Juara Bundesliga, dan sempat membawa Dortmund menjadi Runnerup Liga Champions Eropa pada musim 2012-2013, setelah dikalahkan kompatriot-nya yaitu Bayern Muenchen.

Klopp juga lah yang bisa dikatakan mengasah ketajaman striker Timnas Polandia Robert Lewandowski semasa membesutnya di Dortmund.

Kemudian tahun 2015 Klopp melatih klub Liga Utama Inggris Liverpool, dan menempatkan Liverpool menjadi Runnerup Liga Champions Eropa 2017-2018 setelah dikalahkan oleh Real Madrid 1-3 di final, dan kemudian meraih juara pada musim berikutnya dengan mengalahkan kompatriotnya Tottenham Hotspur 2-0 di final.

Musim 2019-2020 belum selesai, dan ditunda karena pandemi COVID-19, dengan Liverpool unggul jauh dari Manchester City, namun sudah tersingkir di Liga Champios Eropa setelah dikalahkan Atletico Madrid dengan skor agregat 2-4.

4. Julian Nagelsmann

Julian Nagelsmann (Sumber Gambar: bundesliga.com)
Julian Nagelsmann (Sumber Gambar: bundesliga.com)

Pelatih yang satu ini sangatlah unik, saya belum (atau bahkan tidak) mendapatkan catatan pernah merumput di tingkat senior, namun yang jelas sudah mulai melatih semenjak usia 29 tahun bersama klub Jerman 1899 Hoffenheim, meskipun belum mempersembahkan trofi, namun dia mampu menjadikan tim asuhannya menjadi kuda hitam di Bundesliga.

Kemudian pada awal musim 2019-2020 melatih tim "Franchise" RB Leipzig, dan sukses membawa RB Leipzig melaju ke Perempatfinal Liga Champions Eropa setelah mengalahkan timnya Jose Mourinho yaitu Tottenham Hotspur dengan agregat 4-0 di babak 16 besar.

Namun bagaimana kelanjutan perjalanannya melatih RB Leipzig patut ditunggu seraya menunggu pandemi COVID-19 berlalu.

Yang jelas Nagelsmann adalah pelatih yang hebat, dan hal tersebut tidak dapat dipungkiri, meskipun "ecek-ecek" ketika menjadi pemain.

Demikian ulasan dari saya, bagaimana tokoh seperti "John Connor", yang menunjukkan bagaimana sosok yang "From Zero to Hero" memang benar adanya di dunia nyata. Apabila ada kesalahan dalam saya menyebutkan info, maupun kesalahan dalam pengetikan, saya mohon untuk dikoreksi. Salam sehat, salam bahagia, tetap semangat, taati aturan Pemerintah selama pandemi COVID-19, semoga cepat berlalu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun