Mohon tunggu...
Tyo Prakoso
Tyo Prakoso Mohon Tunggu... Penulis -

Pembaca dan perajin tulisan. Gemar nyemil upil sendiri dan berkegiatan di kedai literasi @gerakanaksara [http://gerakanaksara.blogspot.co.id/], dan penjual buku di Kedai Buku Mahatma [https://www.facebook.com/kedaibukumahatma/]. Surat-menyurat: tyo.cheprakoso0703@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tuhan, Mengapa Kita Bisa Bahagia?

3 Januari 2017   12:26 Diperbarui: 3 Januari 2017   12:41 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dalam buku Mimpi-mimpi Einsten | Dokumen Pribadi | @cheprakoso | 2016

Sumber: Dokumen Pribadi | @cheprakoso | 2016
Sumber: Dokumen Pribadi | @cheprakoso | 2016
Betul, ada nuansa nihilisme di sana. Novel ini memang merajut antara optimisme dan syak-wasangka dalam perkara waktu di hidup manusia.

Sial bagi saya, membaca ini di detik-detik pergantian tahun. Takhayal, membikin saya menyeret segala yang sudah saya lakukan selama satu tahun ini. Sebagai sebuah cermin untuk mengetahui diri sendiri sudah di pagan yang mana, dan akan ke pagan yang mana lagi sebagai capaian di tahun berikutnya. Orang-orang menyebut itu resolusi (mental)—Anda pun tahu, tidak sedikit orang yang akhirnya resolusi itu sebagai tisu cebok di akhir tahun nanti. Dan itu wajar saja, memang. Berapa banyak tenggat yang kita buat untuk akhirnya kita langgar juga? Biasa saja...

Yang tidak biasa buat saya ialah tiba-tiba ada yang menabrak saya. Bukan sesuatu-benda atau seseorang, bukan juga hal-hal gaib dan klenik. Tetapi sesuatu rasa yang memaksa saya untuk menuliskan catatan akhir tahun ini. Rasa yang membuat saya getun dan ingin mencium kaki dan mencuci telapak kaki ibu saya. Di titik ini saya senang dengan larik puisi GM di tahun 1971; “Tuhan, kenapa kita bisa bahagia?”

Selamat tahun baru.. semoga 2017 lekas klir apakah bumi itu datar atau persegi panjang… []

Jatikramat, akhir 2016.

*Tyo Prakoso, pembaca dan perajin tulisan. Berkegiatan di @gerakanaksara. Penjual buku yang ‘asik dan perlu dibaca’ di Kedai Buku Mahatma. Buku pertamanya berjudul Bussum dan Cerita-cerita yang Mencandra (2016). 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun