"Masih sisa 5 gorengan dan 5 kue kak. Tapi ini sudah hampir Maghrib. Kayaknya sudah tidak ada yang beli lagi deh," Mendengar ucapan Rina, membuat Yuni kembali tersenyum.
"Tidak apa, nanti sisa gorengan dan kuenya bisa kamu bawa pulang buat berbuka dengan kakakmu, dan seperti yang aku bilang tadi. Hasil dagangan ini juga buatmu. Meskipun cuma 100.000 tapi semoga berkah ya? Kamu bisa buat beli obat untuk kakakmu dan kebutuhan makanan jika cukup. Ambillah!" Tanpa sadar, ucapan dari Yuni itu membuat Rina kembali menangis. Bukan karena sedih tapi karena bahagia.
"Terima kasih kak, kamu adalah penyelamatku." Yuni yang mendengar itu pun langsung memeluk Rina.
"Tidak, ini bukan karena aku. Melainkan karena bantuan Allah. Dialah yang membawaku ke tempatmu. Sehingga aku bisa membantumu. Berterima kasihlah ke Allah, karena di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, ia membantumu melalui aku."
"Terima kasih ya Allah, karena engkau mengirimkan malaikat penyelamatku melaluinya. Â Terima kasih ya Allah." Mendengar ucapan Rina, membuat Yuni tersenyum lagi dan mengelus kepala Rina.
"Ini sudah hampir Maghrib, jadi kakak pulang dulu ya? Kamu hati-hati pulangnya. Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam."
******
Setibanya Yuni di halaman panti asuhan, ia melihat Bu Siska yang sudah ia anggap sebagai ibu sendiri  menghampirinya.
"Bagaimana dagangannya Yun?" mendengar pertanyaan Bu Siska, membuat Yuni kembali menundukkan kepalanya.
"Maafkan Yuni Bu. Hasil dagangan tadi, Yuni berikan semuanya ke Rina, anak kecil yang sangat butuh pertolonganku. Kakaknya juga lagi sakit. Selama tiga hari pun, ia hanya berbuka dan sahur dengan segelas air putih. Jadi Yuni membantunya," Mendengar ucapan dari Yuni membuat Bu Siska menarik ujung bibirnya ke atas. Lalu ia mengelus kepala Yuni yang terbalut dengan jilbab putihnya.