Sementara di RI untuk pupuk saja kualitasnya sudah beda. Subsidi sih tetapi kualitasnya juga turun drastis. Makanya si Bapak mengeluh dengan tegas soal hal ini. Saya pun cuma mengangguk-angguk paham. Benar-benar masalah yang pelik. Curhatan petani ini pun saya tuliskan dan berharap pak menteri nun jauh di sana membaca tulisan saya.
Selepas dahi saya berkerut-kerut, untungnya penyelenggaran paham saya butuh penyegaran. Maka dibawanya saya menuju Pancur Aji yeaaay... Apa tuh? ini macemnya kayak air terjun yang letaknya memang sedikit horor karena di tengah hutan rimbun. Jalan menuju ke sana, walau dekat pusat kota Sanggau, tetap saja melalui jalan yang terjal dan penuh dengan pepohonan.Â
Tapi sampai di sana, derasnya air yang jatuh ke tanah begitu kencang. Ternyata benar, air terjun ini punya debit air yang besar dan deras walaupun pendek. Mungkin habis hujan juga dan membuat air di sini jadi kecoklatan. hehehe ga jadi mandi deh.
Beberapa teman mencoba mendekat dan bebatuan di sini licin jatuhlah dia, jadi kudu ati-ati ya semakin jarang orang datang ke sini ya jarang juga yang menapaki bebatuannya.Â
Untungnya di sini bersih dan pengelola juga menyediakan gazebo dan toilet yang mumpuni jadi wisatawan betah. Hehehe... Senggau memang tak punya banyak wisata, tapi kalau ke sini coba deh mampir ke Pancur Aji ya. Cerita lainnya lihat di sini. Videonya di bawah ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H