Mohon tunggu...
Mustyana Tya
Mustyana Tya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, jurnalis dan linguis

Seorang pejalan yang punya kesempatan dan cerita

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Traveling ke Semarang yang Bisa Buatmu Berdebar

27 November 2017   12:34 Diperbarui: 27 November 2017   12:40 1155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

30 menit sebelum magrib gue udah kembali dan duduk cantik di motor kang ojek yang nungguin gw sekitar 1 jaman. Sewanya sekitar 20-30 ribu dan ditungguin dan dianter balik juga. Karena sudah memasuki waktu magrib maka kita pun singgah di langgar kecil di tengah rumah penduduk yang mungil2. Kang ojek juga ikutan solat juga, jadi meski dimana pun usahain jangan lupa solat. Solat di saat traveling juga buat kamu singgah di masjid mana saja. Nanti kerasa mana masjid yang hidup dan masjid yang mati suri. Mana masjid yang cuma bagus doang tapi jemaah sedikit, mana masjid yang sederhana tapi ramai lantunan ayat suci. 

Sekarang waktunya pulang dan ini adalah PR kedua gue, yaitu mencari angkot balik ke kota. Deg degan karena hari menjelang malam tapi gak ada angkot yang lewat. Dari hasil tanya-tanya tukang parkir ternyata angkot di sini cuma sampai jam 7. Mungkin mereka takut operasi sampai larut mengingat kanan kiri benar-benar hutan. Brrr makin was was aj. 

Alhasil setelah menunggu sekitar 30 menit, akhirnya dapat angkot juga yang ternyata si angkot masuk-masuk ke gang penduduk menjemput penumpang. Gw bareng beberapa ibu-ibu desa yang tampak ramah dan senyumnya ga pernah lepas. Alhamdulillah buat hati sedikit tenang. 

Magrib pun tiba selepas naek angkot muter-muter akhirnya gue kembali lagi ke pusat kota, PR selanjutnya adalah menemukan hotel murah meriah. Kebodohan gw adalah kaga pesen online dan di sini hotel murmer susah dicari, sekalinya ada udah full booked. Nasib!

Hotel Asia

Hotel ini merupakan salah satu hotel terseram yang pernah gue tinggali. Hotel ini cuma dibanderol 150-200 ribuan semalam tapi dengan kadar horor yang gak kalah seru. Gw dapet hotel ini setelah hotel murmer impian gue penuh dan si resepsionis nunjukin hotel tua ini. 

Awalnya gw mo nginep di kamar dengan rate di bawah Rp 100 ribu, oh may god, klo pernah ntn bangsal 13, kamar hotel ini cocok jadi tempat syutingnya filem horor. Lanpu remang-remang kuning, sprei yang warna putihnya pudar plus banyak sarang laba-laba. Akhirnya daripada tidur gw dicolek sama mahluk gaib mending gw sewa kamar yang mahalan dikit. 

Kamar yang mahalan dikit pun cuma beda di ukurannya lebih besar dan lampunya lebih terang tapi nuansa seremnya belum hilang. Akhirnya gue pas tiba di hotel pun bebacaan apa saja, biar mengilangkan hati gundah gulana gue. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Letak hotel ini sebenarnya lumayan startegis karena dekat pasar di Semarang dan gak jauh juga dari statsiun kereta. Tapi tuanya itu lho gak tahan. Yang punya adalah seorang chinese yang lumayan ramah tapi menyita KTP buat jaminan menginap huhuhu...

Perjalanan di Semarang kali ini memang kental dengan nuanas mistis sekaligus religius. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun