Mohon tunggu...
Mustyana Tya
Mustyana Tya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, jurnalis dan linguis

Seorang pejalan yang punya kesempatan dan cerita

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Trip Menyenangkan ke Tana Toraja

3 Agustus 2017   16:41 Diperbarui: 3 Agustus 2017   16:51 1275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota Toraja yang kaya akan budaya ini emang udah bertahun-tahun jadi tujuan wisata, dan mereka sadar banget sama potensi wisata mereka. Mulai dari sini semuanya terasa rata dengan rumah Tongkonan yang biasanya di dalamnya ada mayat-mayat disimpan untuk kemudian diupacarain kalau duit mereka udah terkumpul. Dalam upacara itu mereka harus menyembelih puluhan babi, makan bersama, menari dan menyanyi baru deh ditaro di bukit-bukit di sekitaran mereka.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Langsung deh jiwa jurnalis tergerak merekam berbagai moment. Yang mengerikannya dan gue gak setuju itu cara penyembelihan mereka sama hewan. Masa babi yang udah merintih dan menangis diikat di kayu-kayu disembelihnya main bacok aja pake golok. Mending bacoknya langsung bikin si babi mati, tapi yang terjadi bacokan yang langsung di tubuh itu bikin darah babi muncrat-muncat, menggelepar trus kehabisan darah sampai akhirnya mati. Sungguh mengenaskan.

Selama belum diupacarin, mayat mereka ditempatin juga di tongkonan  yang di luar tongkonan itu dipasang banyak tanduk kerbau, semakin tanduk kerbaunya banyak maka semakin dapat prestise mereka.

Pas banget waktu ke Toraja, ada upacara seorang jenazah polisi yang mau dikubur di tebing-tebing. Babi-babi hitam diarak untuk disembelih, di sisi lain para orang-orang menari-nari, selama itu dibacakan doa-doa oleh ketua adat. Entah kenapa gue berasa mistisnya dapet banget.

Habis selesai upacara mereka babi yang udah mati tadi dimasak trus dimakan rame-rame sama warga setempat. Sebenernya gue ketinggalan banget momen upacara ini, jadi gue sempetin tanya-tanya orang lokal sekalian buat berita.

Bener saja orang lokal Toraja sendiri sebenernya keberatan dengan upacara macam begini, kenapa? karena biayanya sungguh besar, mereka harus beli kerbau, beli babi dan macam-macam yang harganya bisa satu mercy.

Tak ayal akhirnya mereka menabung hanya untuk upacara, sementara untuk kebutuhan hidup, sekolah mereka harus pas-pasan kan kasian ya. Ya dilematis sih.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Dan yang perlu diketahui juga mereka mungkin menganggap kerbau seperti gambar kerbau bule di atas lebih berharga dari apapun. Kendati begitu, panorama Toraja cukup membuat mata segar karena dikelilingi bukit karst yang keren banget.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun