Ada ikon yang paling mencolok kalau pergi ke Belitung. Mereka bangga banget sama batu satam alias batu meteor dari langit yang dipercaya pernah jatuh di Belitung. Mulai dari souvenir, tugu dan lain-lain dijual di sini.
Salah satu kunjungan kita itu adalah pantai yang ada tugu batu satamnya dan pantainya surut banget dan enggak ada angin kayak di Bali jadi salah kalau mau foto pakai dress karena dressnya enggak terbang-terbang hahaha. Dan dari sini kita bisa foto-foto sebentar dan lihat pantai dari atas bukit. That's all. Hehehe
Museum Kata
Dari pantai itu kita searah ke museum kata yang didirikan Andrea Hirata. Sungguh Andrea bukan hanya memberikan inspirasi dan sumbangsih kesusastraan tapi juga penghidupan dan perubahan sosial bagi masyarakat Belitung khususnya.Â
Banyak yang cerita bahwa laskar pelangi sedemikian fenomenal sampai wisata di Belitung yang dulu sama sekali enggak dilirik jadi membeludak. Bahkan beberapa orang yang saya temui mengatakan banyak orang luar daerah yang sengaja datang ke Belitung demi mencari Ibu Muslimah, tokoh guru yang hadir di novel tanpa tanda jasa. Â Keren enggak tuh!
Apa sih isi museum kata? Sebenernya bagi gue sih enggak spesial-spesial banget. Cuma ada beberapa foto potongan film dan syair dalam laskar pelangi berikut dengan furniturnya. Semangat para laskar terasa sih di sini.Â
Sekolah Laskar Pelangi
Dari museum kata, kita menyusuri rentetan laskar pelangi lagi, yap kali ini sekolah settingan di filmnya. Ini bukan sekolah beneran lho tapi sengaja dibangun buat keperluan film. Di dalamnya ada bangku dan meja yang sudah kusam berikut tiang penyangganya. Letak sekolah ini berada di tengah kota padahal kebayang kan sekolahnya sebenarnya dimana.