Mohon tunggu...
Florensia SetyaNingrum
Florensia SetyaNingrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Penerima Beasiswa Program 1000 Da'i BAMUIS BNI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pikiran adalah Sumber Kebahagiaan

27 Oktober 2024   21:19 Diperbarui: 27 Oktober 2024   21:29 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pikiran Adalah Sumber Kebahagiaan

PAGI YANG RINDANG, seorang dosen muda memasuki kelas. la tampak terburu-buru karena terlambat beberapa menit yang lalu. Usai meminta maaf pada mahasiswanya, ia pun mengeluarkan hand- phone dari saku. Ia membuka kelas dengan sebuah kalimat motivasi,

"Jika Anda berpikir Anda kalah, maka seperti itulah Anda.

Jika Anda pikir Anda tidak berani, maka Anda memang tidak berani

Jika Anda ingin menang tetapi Anda berpikir Anda tidak akan bisa, maka hampir pasti Anda tidak akan menang.

Jika Anda berpikir Anda akan kalah, Anda telah kalah. Karena di dunia ini kita tahu kesuksesan dimulai dari pikiran dan harapan seseorang.

Jika Anda berpikir Anda orang unggulan, maka seperti itulah Anda. Anda harus berpikir tinggi untuk meningkat. Anda harus yakin dengan diri sendiri sebelum Anda bisa membenarkan hati Anda. Perjuangan hidup tidak selalu berpihak pada orang-orang terkuat atau tercepat. Tetapi cepat atau lambat, orang yang menang adalah orang yang ber- pikir, DIA BISA!

Super sekali. Beberapa mahasiswa senyam-senyum dan meresapi makna kalimat tersebut dengan baik.

Yah, sahabatku, dalam hidup ini, ada beberapa hal yang tidak mampu kita kendalikan. Seperti keberhasilan atau kegagalan, semua berada diluar kendali. Namun ada satu yang pasti, kita mampu mengendalikan pikiran sendiri untuk berpikir menang ataupun gagal. Namun tahukah kamu, sebelum keberhasilan dan kegagalan di alam nyata, yang perta- ma kali merancangnya adalah diri kita. Saat kita menganggap bahwa itu sulit, tidak bisa dicapai, maka otak akan membenarkannya. Otak akan menanamkan pada diri bahwa kita tidak bisa karena sulit. Hingga akhirnya, fisik ogah-ogahan untuk berjuang karena ia telah diracuni oleh pikiran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun