Ia berharap peran Konsorsium Bawang Merah dapat membantu mengendalikan harga bawang milik petani.
"Sehingga ketika harga turun dapat ditampung terlebih dahulu, pada saat harga mahal dapat dilepas di pasaran," ujarnya.
Kepada penyuluh pertanian, Wahyudi meminta agar membuat uji coba untuk menangani penyakit dan hama.
"Buat saja tiga petak dengan pola penanganan berbeda, yang kemudian dapat dianalisa pola mana yang lebih efektif," sarannya.
Jika pengembangan bawang merah tercapai sesuai harapan, maka akan bermanfaat untuk menanggulangi lima masalah besar di Kabupaten Pidie, yaitu tingginya tingkat gugat cerai, stunting, narkoba, homoseksual, dan kriminal anak.
"Ini permasalahan yang saling berkaitan," katanya.
Pengakuan Petani
Perwakilan petani bawang, Syaifudin, menyatakan bahwa setelah menanam bawang, kehidupan ekonomi mereka meningkat.
"Alhamdulillah, kami bisa membuat rumah dari hasil bawang ini," tuturnya.
Namun, ia mengaku masih membeli bibit dari Pulau Jawa seharga Rp 45 ribu per kilogram, yang memberatkan petani. Ia berharap agar petani di Kabupaten Pidie bisa menjadi penangkar bibit bawang.
"Jika ada bibit sendiri, harganya lebih murah. Mohon bantuan cool storage untuk penangkaran," pintanya.