Mohon tunggu...
Mas Titus
Mas Titus Mohon Tunggu... karyawan swasta -

An eagle-scorpion, a provocative mystic, and a happy single-living magnet

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Khidir & Musa Berkelana di Bali dan NTT

12 Juni 2013   12:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:09 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jadi letak majma'al bahrain tidak akan jauh dari sekitar pulau bali, karena perahu ini adalah perahu sederhana milik nelayan miskin, yang tidak akan mampu menempuh jarak terlalu jauh. Terdapat beberapa ayat yang menjadi petunjuk untuk mengetahui lokasi pertemuan dua lautan ini.

QS 35.12 Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya.

Perhiasan yang dimaksud pada ayat QS 35.12 diatas adalah mutiara, sebagaimana dijelaskan di QS. Ar-Rahman: 19-22, sebagai berikut:

Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing. Maka ni’mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Dari keduanya keluar mutiara dan marjan
.

Dari 2 ayat tersebut di atas dapat kita peroleh petunjuk yang jelas tentang lokasi pertemuan dua lautan, yaitu harus memenuhi 3 syarat:


  1. Berada di sekitar pulau Bali
  2. Penghasil mutiara
  3. Terdapat bukti adanya pertemuan dua lautan, yaitu air tawar dan air asin


Baru-baru ini, sebuah keajaiban alam ditemukan di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur,  tepatnya di Laut Nanga Lili, Lembor. Dari dalam laut ini muncul sebuah mata air tawar yang disebut penduduk lokal sebagai mata air wae wene.  Sejatinya mata air ini memang tertutup air laut yang berada di atasnya. Dan untuk mengambil air ini, warga harus menunggu sampai air laut surut. Anehnya, air ini tidak asin meski ada di laut.Berita selengkapnya yang dilengkapi video dapat disaksikan di sini :

http://news.liputan6.com/read/296493/sumber-air-tawar-di-dalam-laut

Seperti kita ketahui, NTT dan NTB adalah penghasil mutiara dengan kualitas terbaik di dunia, dan menyumbang 26% pasar mutiara dunia. Perahu yang dilubangi oleh Khidir ini, bertolak dari laut nangalili NTT  menuju Bali, dan karam tidak jauh dari bibir pantai nanga lili, sehingga terhindar dari dirampas oleh Raja Bali saat itu.

Tujuan hak tawan karang adalah menjaga dan melindungi territorial atau wilayah kekuasaan dari musuh-musuh asing sehingga dianggap sebagai local genius dan menjadi embrio hukum adat antarbangsa. Namun, dalam pelaksanaannya, dengan menganalisa hikmah perbuatan Khidir, aturan ini penuh ketidakadilan, utamanya bagi nelayan2 miskin yg bergantung hidup pada perahu miliknya satu2nya.

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil.........” (QS. An Nisaa’: 29)

Salaam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun