Mohon tunggu...
Tu Yuda
Tu Yuda Mohon Tunggu... Petani - Belajar adalah sebuah proses perjalanan

ijinkan saya untuk belajar dan jangan lupa dipandu demi kebaikan bersama

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perpustakaan Sekolah dan Sebuah Kesan tentang Literasi

4 September 2023   07:10 Diperbarui: 4 September 2023   07:21 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Kita kembali ke Tema sebelumnya
Masih soal perpustakaan, ada konsistensi yang banyak kita temukan jika berbicara soal yang satu ini. Perpustakaan Sekolah merupakan gerbang kreasi bagi para siswa, apa sebab ?
Perkembangan perpustakaan ditengah perkembangan jaman dalam halnya digital, seolah makin mempersulit ruang gerak perpustakaan yang hingga kini masih menyediakan koleksi bahan pustaka secara konvensional. 

Tak pelak kondisi ini menghadirkan beberapa pandangan soal layaknya perpustakaan konvensional saat ini.


Padahal, kembali kita bicara soal buku. Bahwa semua buku itu punya manfaat, memiliki sisi- sisi yang dibekali beragam pengetahuan, dan tidak ketinggalan belajar dari buku nyatanya membuat situasi lebih kondusif. Mengapa demikian ?


Jika berprinsip pada pendapat saya pribadi, buku tercetak memberikan kesan yang mendalam, seperti :


- Secara umum tentu karena berbentuk fisik, kita lebih bebas melihat desainnya, jenis kertasnya, ilustrasinya lebih terasa.


- Lebih leluasa memperhatikan tiap halamannya


- Lebih detail memperhatikan tiap ketikan kata yang disusun


Dan bau kertas yang khas dapat menghadirkan sentuhan yang lebih terhadap fanatik untuk menjaganya. Itu kalau soal selera, mungkin para sahabat memiliki pandangan yang berbeda.


Situasinya saat ini adalah, bagaimana menciptkan ruang kreatif bagi siswa melalui berkunjung dan berkegiatan ke perpustakaan. Apa kira- kira yang bisa dilakukan oleh para petugas pengelola perpustakaan ?


Lebih ramah ? Bisa jadi, agar anak - anak tertarik untuk datang. Lalu, update koleksi bahan pustaka, waah boleh juga, tetapi ada baiknya disesuaikan dengan kebutuhan siswa, atau penataan ruangannya kurang bagus, hmmm tentu harus ada biaya yang perlu disiapkan.


Yang satu ini bisa jadi jurus jitu agar anak- anak semakin tertarik berkunjung. Terus, apa yang perlu dilakukan ? Kita akan coba saling mengisi dalam tulisan ini, agar ada sebuah terobosan ringan, mudah dilakukan dan minim biaya.
Apa itu ?


Sudah ketemu jawabannya ? Atau masih saling mencari- cari ?
Kita simak beberapa tips berikut dan semoga sepaham ya sahabat.

Yang pertama adalah, sangat penting memperhatikan kondisi bagaimana kebiasaan siswa yang ada di sekolah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana minat para siswa dalam merespon keberadaan perpustakaan.

 Adakah keinginan mereka untuk datang ke perpustakaan tanpa adanya hinbauan dari Guru atau petugas perpustakaan.


Jika Ya, tentu kita akan beranjak pada ketersediaan koleksi yang setidaknya sepaham dengan minat yang mereka inginkan.  Buku yang mengandung banyak ilustrasi, bisa jadi pilihan tepat agar terciptanya interaksi antara keinginan dan cara mereka memperoleh informasi.


Selanjutnya adalah, menyediakan ruang khusus kepada siswa yang memang memiliki ketertarikan terhadap kegiatan membaca maupun menulis ataupun yang suka menggambar. Berikan kesempatan bagi mereka untuk mengumpulkan karyanya, lalu perpustakaan siap memfasilitasi dalam hal menjilid hasil karya siswa untuk diperkenalkan kepada siswa lainnya.


Menggelar berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kebiasaan membaca dan menulis, semisal membaca cerpen atau bercerita setiap hari Sabtu di halaman sekolah sebagai wujud penerapan penyerapan informasi lewat gemar membaca.


Di penghujung semester, akan ada baiknya jika ada penghargaan atau apresiasi bagi mereka yang memang rajin berkunjung untuk membaca ataupun meminjam bahan pustaka, bagi mereka yang berhasil membuat sebuah karya ataupun bagi mereka yang mampu memberikan ide sehingga perpustakaan menjadi tempat yang digandrungi para siswa.


Kemudian, pentingnya peran para guru untuk memberikan pendampingan bagi siswa agar mau berkunjung ke perpustakaan. Ajakan yang strategis menjadi tantangan tersendiri bagi para guru dalam mengajak dan memperkenalkan perpustakaan sedini mungkin bagi siswa.


Keaktifan petugas pengelola perpustakaan dalam menyambangi siswa dikala waktu istirahat tiba dengan membawakan buku- buku cerita ataupun buku- buku kerajinan sehingga tumbuh kebiasaan siswa dengan pola bermain sambil belajar.


Terakhir adalah, peran orangtua dirumah dalam memberikan sentuhan, cara atau upaya agar anak- anak setidaknya mau meluangkan waktu untuk membaca, atau sekadar mendengarkan cerita- cerita, atau membangun komunikasi lebih intens tentang serunya membaca atau mendengarkan cerita sebagai upaya menumbuhkan kebiasaan literasi dasar.
Semoga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun