Pribadi pemalu atau memiliki sifat malu, sering kali terdengar kurang percaya diri, apalagi di kaitkan dengan tampil di depan umum, tentu akan muncul penilaian bahwa kecil kemungkinan memiliki keberanian semacam itu.
Sama halnya ketika menggeluti sebuah pekerjaan, tak sedikit dari kita terkadang malu mengakui suatu pekerjaan karena adanya nilai perbandiangan dari sebuah sisi yang seolah menekan rasa untuk tidak ingin berbicara akan hal tersebut.
Begitu juga dengan kehidupan pergaulan, biasanya orang yang memiliki sifat malu cenderung sedikit memiliki interaksi dengan orang lain. Padahal kemungkinan itu kecil terjadi, sebab ada juga mereka yang merasa nyaman bergaul dengan mereka yang memiliki sifat pemalu.
Di balik itu semua , kita coba lihat sisi positif dari sifat malu tersebut, diantaranya
Orang yang mempunyai sifat malu, sering kali mampu hadir sebagai penenang diantara mereka yang memiliki sifat banyak bicara, atau mudah bergaul. Sebab orang yang memiliki jiwa pemalu penampilannya terlihat tenang.
Â
Namun suatu sisi positif yang dimilikinya adalah mereka lebih memilih untuk mengurangi reaksi terhadap orang lain.Bukan berarti cuek, melainkan ia lebih menjaga situasi sehingga mampu memberikan efek positif bagi orang lain.
Coba kita simak selanjutnya , bagi mereka yang memiliki sifat pemalu di samping tidak memberi reaksi yang berlebihan terhadap orang lain, sifat pemalu yang terlihat tidak berlebihan akan memberinya ruang untuk lebih di dekati orang lain.
Hal itu di sebabkan oleh, mereka yang memiliki sifat malu lebih sering berfokus terhadap dirinya sendiri tanpa menganggu kenyamanan orang lain, sehingga ketika terjalin sebuah interaksi dalam bergaul, orang - orang ini akan mampu memberikan kenyamanan.
Lalu, sifat malu juga berdampak terhadap pengambilan suatu tindakan, dimana mereka yang memiliki sifat malu, biasanya akan berhati- hati sebelum bertindak dengan memperhatikan kemungkinan- kemungkinan terjadinya penghambat dalam menjalankan suatu program atau rencana yang ingin dicapai, sehingga mereka mampu membantu kita sebelum menentukan keputusan.
Dan yang terakhir menurut pemahaman saya, orang yang memiliki sifat malu lebih paham untuk menghargai orang lain. Sekalipun dalam jiwanya berkecamuk, ia akan mempertimbangkan kembali setiap pilihan yang dilakukan agar tidak menyakiti perasaan orang lain.
Hal itu di karenakan, orang yang memiliki sifat malu cenderung kurang agresif, tidak berlebihan dalam hal menanggapi situasi, memiliki nilai sopan santun yang lebih, sehingga ketika berinteraksi kepada mereka yang usianya lebih tua atau memiliki posisi lebih tinggi darinya, ia akan mampu menunjukkan nilai kesopanan dari berbagai sisi.
Akan tetapi jangan lupakan juga bahwa sifat malu perlu mendapat perhatian khusus agar kedepannya mampu memberi nilai positif dalam kehidupan.Â
Menempatkan sifat malu sesuai kondisi dan situasi mungkin ada baiknya, agar dalam menghadapi sesuatu yang mewajibkan kita membangun interaksi dengan memacu semangat diri tentu akan berdampak pada nilai kenyamanan serta pencapaian yang lebih maksimal dalam hidup.
Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H