Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, bareng!

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Air Lindi dari Kompos, Apa Manfaatnya?

10 Januari 2025   11:35 Diperbarui: 10 Januari 2025   11:33 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Drum komposter dengan saringan kompos dan keran untuk mengambil air lindi (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Kedua, encerkan air lindi dengan air biasa. Rasio pengencerannya adalah 1:10 (1 bagian lindi dan 10 bagian air). Jika tanamanmu dirasa sensitif, kamu bisa menggunakan rasio 1:20. Pengenceran ini bertujuan agar unsur hara yang diterima tanaman tidak terlalu pekat.

Ketiga, siramkan pada tanaman di sore atau pagi hari. Sama seperti pemberian pupuk pada umumnya, hindari sinar matahari terik dan gunakan maksimal seminggu sekali.

Dengan menggunakan air lindi, kamu bisa menghemat pembelian pupuk organik untuk tanaman kesayanganmu.

Baca juga: Komposmu Berbau Busuk? Cepat Lakukan 3 Hal Ini! 

2. Sebagai bio-aktivator kompos

Bioaktivator alias starter kompos diperlukan untuk mempercepat proses pengomposan. EM4 dan air cucian beras adalah contoh bioaktivator yang banyak dipakai oleh para pengompos, termasuk saya.

Selain kedua cairan tersebut, air lindi juga bisa dimanfaatkan sebagai bio aktivator lho

Hal ini dibuktikan oleh penelitian Chusna (2021) pada Jurnal Teknik Lingkungan Universitas Andalas bahwa penggunaan air lindi sebagai bioaktivator dapat mempercepat proses pematangan kompos.

Air lindi juga bisa kamu gunakan ketika komposmu terasa kering karena cuaca panas ataupun material hijau yang mengandung sedikit air. 

Penambahkan air berfungsi untuk menjaga kondisi kompos agar tetap lembap dan proses dekomposisi terus berjalan.

Baca juga: Yuk, Sulap Galon Bekas Jadi Wadah Mengompos! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun