Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, bareng!

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mengompos di Musim Hujan, Masih Aman?

25 Desember 2024   12:58 Diperbarui: 25 Desember 2024   17:58 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keran dan bukaan kompos pada komposter drum (Sumber: dokumentasi pribadi)

Mengompos adalah kegiatan rutin yang saya lakukan sejak Mei 2024 lalu. Berjalan hampir delapan bulan, praktik mengompos saya tidak bisa dibilang mulus. 

Ada saja halang rintangan yang saya temui, mulai dari diacak-acak tikus, bau kompos yang menyengat, material yang sulit hancur, hingga datangnya musim penghujan yang menyebabkan kompos bertambah basah.

Ya, karena keterbatasan lahan saya memilih mengompos di luar rumah. 

Saya menggunakan wadah kayu yang biasa dibuat packingan sebagai komposter. Wadah kayu ini tidak terlalu tinggi, namun cukup besar sehingga dapat menampung banyak kompos. Bentuknya yang lebar juga memudahkan saya untuk mengaduk kompos. 

Di sisi lain, sifat kayu yang mudah rapuh menjadi target utama hewan pengerat. Ditambah musim hujan datang, kemudahan kayu dalam menyerap air membuat kompos saya jadi terlalu basah.

Beralih ke Komposter Drum...

Dengan berbagai masalah yang saya hadapi, saya pun memutuskan untuk beralih ke wadah mengompos yang lebih kokoh, tidak mudah digigit tikus, sekaligus terlindung dari hujan. Pilihan saya jatuh kepada Komposter Drum.

Komposter drum terbuat dari plastik HDPE tebal dengan cat warna biru. Drum ini biasa digunakan untuk menampung air, jadi tong sampah, dan juga wadah mengompos.

Saya membeli komposter drum di marketplace yang menawarkan beragam harga dengan berbagai varian ukuran. 

Pada komposter drum juga sudah disediakan sepaket instalasi seperti paralon untuk sirkulasi udara, saringan untuk memisahkan kompos dari air lindi, sekaligus keran dan bukaan untuk mengambil hasil kompos.

Baca juga: Yuk, Sulap Galon Bekas Jadi Wadah Mengompos! 

Komposter drum di rumah saya (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Komposter drum di rumah saya (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Berjalan hampir satu bulan mengompos dengan komposter drum, berikut beberapa keuntungan yang saya rasakan.

1. Aman dari hujan

Tidak seperti wadah kayu yang mudah lembek, komposter drum memiliki bahan yang kuat dan tidak tembus air. Selain itu, tutupnya pun dilengkapi segel yang kuat dan rapat. Hal ini membuat kompos dijamin aman dari air hujan.

Komposter drum juga cocok untuk ditaruh di dalam rumah maupun luar rumah.

Jika di dalam rumah, ia tidak akan menimbulkan bau kompos karena dilindungi bahan yang tebal. Kalaupun ditaruh di luar rumah, drum ini sangat aman dari hujan maupun sengatan matahari. 

Baca juga: Mengompos Makanan Berminyak Bukan Tidak Bisa, tapi Butuh Kesabaran

2. Aman dari hewan pengerat

Tikus adalah musuh utama bagi para pengompos. Sebagai hewan omnivora, tikus bisa memakan hampir segala jenis benda. Apalagi ketika mencium bau kompos yang terdiri dari macam-macam sisa makanan, wahh bagi tikus itu sangat menggiurkan!

Komposter kayu saya sudah menjadi korban gigitan tikus. Begitu juga dengan ember komposter saya yang berhasil dilubangi tikus.

Sejak pakai komposter drum, saya belum menemukan satu gigitan tikus di komposter ini. Semoga saja dengan bahannya yang tebal, komposter drum akan tetap aman dari hewan pengerat.

Baca juga: Kenali Yuk, Jenis-Jenis Sampah yang Bisa Dikompos

3. Bisa digunakan untuk jangka panjang

Berbeda dengan komposter ember atau galon bekas, komposter drum bisa digunakan untuk jangka panjang karena ukurannya yang besar dan bisa memuat banyak kompos. 

Kamu bisa memilih komposter drum dengan variasi ukuran mulai dari 20 liter, 30 liter, 50 liter, 80 liter hingga 200 liter. Semakin besar, maka kompos yang ditampung semakin besar dan semakin lama kamu bisa menggunakan.

Selain itu, dengan bahannya yang kokoh membuat komposter ini bisa dipakai berulang kali sampai benar-benar rusak. Ah, pasti lama rusaknya sih!

Baca juga: Komposmu Berbau Busuk? Cepat Lakukan 3 Hal Ini!

4. Memiliki keran dan bukaan untuk mengambil kompos

Pada komposter drum disediakan saringan untuk memisahkan kompos dengan air lindi yakni air hasil pengomposan. Air lindi ini nantinya bisa kamu panen untuk dijadikan pupuk organik cair.

Selain itu, bukaan kecil pada komposter drum memudahkan kamu untuk mengecek hasil kompos di bagian bawah: apakah terlalu basah, apakah terlalu kering, apakah siap dipanen atau belum.

Keran dan bukaan kompos pada komposter drum (Sumber: dokumentasi pribadi)
Keran dan bukaan kompos pada komposter drum (Sumber: dokumentasi pribadi)

Seperti halnya dua keping mata uang, komposter drum juga memiliki segenap kekurangan seperti...

1. Harganya cukup mahal

Di market place, komposter drum dibandrol dengan harga 200 ribu hingga 800 ribu rupiah. Harga mengacu kepada ukuran, semakin besar, semakin mahal.

Harga ini tentu berkali lipat lebih mahal jika dibandingkan dengan komposter ember atau compost bag yang hanya berkisar 40 ribu hingga 100 ribuan.

Namun seperti kata pepatah, "ada harga ada barang." Dengan harga yang lebih tinggi, komposter drum juga memiliki banyak kelebihan yang tidak dimiliki komposter-komposter lain.

Baca juga: Mengapa Kompos Sering Disebut "Emas Hitam"?

2. Membutuhkan tempat

Dikarenakan ukurannya yang cukup jumbo, komposter drum membutuhkan tempat yang cukup luas untuk ditaruh.

Apalagi jika kamu tinggal di komplek perumahan, pastikan kompostermu tidak menggangu para tetangga ya. Bagi sebagian orang, kompos masih dihindari karena bau yang menyengat.

Begitu pun jika kamu ingin menaruhnya di dalam rumah, pastikan kamu memiliki space tersendiri untuk komposter ini. Walaupun tidak berbau, masih ada kemungkinan serangga yang hinggap dan mengganggu aktivitasmu.

Menilik kedua hal di atas, bagi saya komposter drum masih lebih banyak keuntungannya. Bahannya yang tebal dan rangkanya yang kokoh, membuat kompos kita aman dari hewan pengerat, hujan maupun sengatan panas.

Jadi, masih tetap semangat mengompos di musim hujan, kan Kompasianer? Salam lestari.

***

Tutut Setyorinie,

25 Desember 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun