2. Makanan
Bukan hanya dari wadah, mikroplastik pun kini sudah ditemui dari sumber makanan itu sendiri. Makanan laut adalah salah satunya. Ya, laut diketahui menjadi muara penampungan sampah plastik terbesar, setelah TPA/TPST.
Menurut data dari Forum Ekonomi Dunia yang dilansir dari Indonesia.go.id, ada 150 juta ton sampah plastik yang berada di perairan dunia. Jumlah ini diperparah dengan nilai pertumbuhan yang mencapai 8 juta ton per tahun.
Sampah plastik yang berada di laut akhirnya dikonsumsi oleh hewan-hewan laut seperti ikan, udang dan kerang. Lalu ketika kita akhirnya mengonsumsi makanan laut tersebut, mikroplastik pun turut berpindah ke tubuh kita.
Baca juga: 3 Benda Sekali Pakai yang Tidak Lagi Saya Pakai
3. Air Minum
Ya, air minum juga tidak kalah luput dari kandungan mikroplastik. Air yang bersumber dari sungai dan danau kerapkali terkontaminasi dengan sampah plastik.
Sedangkan air minum kemasan berpotensi mengandung mikroplastik yang lebih banyak lagi. Hal ini diakibatkan dari penggunaan plastik sebagai kemasan yang dapat dengan mudah terurai menjadi mikroplastik karena perubahan suhu dan gesekan.
Seberapa berbahayanya mikroplastik?
Partikel plastik yang tertelan dan terhidup oleh tubuh kita menimbulkan bahaya yang tidak main-main. Merangkum dari beberapa sumber, setidaknya ada tiga penyakit berbahaya yang bisa menyerang akibat terlalu banyak mengonsumsi mikroplastik.
Baca Juga: Kembali ke Masker Kain, Sebuah Langkah Kecil Untuk Selamatkan Bumi
1. Gangguan perncernaan
Pencernaan adalah jalur masuk mikroplastik dengan potensi paling besar, yaitu melalui makanan dan minuman.
Dilansir dari laman Alodokter, saat masuk saluran pencernaan, mikroplastik dapat merusak dinding usus dan menyebabkan terjadinya peradangan, sehingga fungsi pencernaan pun terganggu.