Mengompos adalah kegiatan menguraikan bahan organik kembali menjadi tanah yang bermanfaat bagi tanaman. Kegiatan ini bertujuan untuk meminimalisir pembuangan sampah ke TPA yang didominasi oleh sisa makanan.
Sayangnya, tidak semua sisa makanan bisa dikompos. Salah satu yang harus dihindari adalah makanan berminyak.
Berdasarkan beberapa artikel, makanan berminyak diketahui dapat menguarkan bau yang tidak sedap ketika dikompos. Bau ini yang kemudian akan mengundang lalat, tikus, dan hama lain untuk berdatangan dan mengganggu proses penguraian.
Selama ini saya pun menghindari mengompos makanan berminyak. Saya hanya mengandalkan potongan sayur, kulit buah, nasi sisa, kulit telur, dan makanan lain yang belum terkena olahan minyak untuk dikompos.
Namun ketika kembali ke dapur, saya menyadari bahwa makanan berminyak juga menjadi penyumbang terbesar untuk menjadi sampah. Sebut saja gorengan, martabak, produk roti, dan tumis-tumisan, yang hampir semuanya mengandung minyak. Lantas bagaimana solusinya?
Baca Juga: Bingung Mau Mulai Mengompos dari Mana? Yuk Ikuti Langkah Simple Ini!
Tidak ada kompos yang gagal
Dalam mengompos, kita mengenal pepatah "tidak ada kompos yang gagal". Hal ini turut mengartikan bahwa semua bahan makanan pada dasarnya bisa dikompos, termasuk makanan berminyak.
Berpegang pada keyakinan ini, saya pun ingin membuktikan dengan mengompos makanan berminyak pada 30 Oktober lalu.
1. Sediakan tempat khusus dan material coklat yang banyak
Dalam rangka pengujian, saya membuat tempat khusus untuk mengompos makanan berminyak. Hal ini ternyata penting untuk meminimalisir terganggunya proses penguraian kompos lain.
Pastikan tempat yang kamu pilih adalah tempat kokoh seperti ember dan tertutup rapat, ya.
Selain itu, kamu juga memerlukan material coklat yang banyak untuk mengompos makanan berminyak. Material coklat seperti tanah, sekam, cocopeat dan daun-daun kering kaya akan kandungan karbon yang dapat menyerap bau busuk kompos, khususnya dari makanan berminyak.
Sedangkan untuk proses mengomposnya hampir sama. Potong-potong semua makanan hingga menjadi bagian kecil, lalu kubur di material coklat yang dalam. Tutup ember komposter secara rapat dan simpan di tempat yang teduh.
Baca Juga: Kenali Yuk, Jenis-Jenis Sampah yang Bisa Dikompos
2. Jangan kaget pada bau busuk dan bakteri putih
Ya, mengompos makanan berminyak menimbulkan bau yang sangat menyengat. Hal ini saya buktikan ketika tiga hari kemudian saya membuka ember komposter yang diisi makanan berminyak.
Kamu pernah mencium telur busuk? Naah, kurang lebih seperti itu baunya.
"Tapi 'kan semua kompos memang bau?" Bener banget! Semua proses mengompos pasti meninggalkan bau. Namun bau yang ditimbulkan dari makanan berminyak berada di level yang berbeda alias super busuk.
Namun jangan khawatir, bau tersebut akan berangsur hilang kok ketika diaduk. Kamu bisa mengaduk kompos setiap 3 hingga 7 hari sekali.
Selain bau, jaringan putih mirip jamur juga muncul di permukaan kompos yang mengandung makanan berminyak. Uniknya, jamur ini tidak saya temui di kompos yang hanya berisi potongan sayur dan kulit buah.
Menurut laman Haenselblatt.com, jaringan putih pada kompos ternyata merupakan bakteri bernama Actinomycetes. Bakteri ini berfungsi sebagai dekomposer alias pengurai yang menghancurkan jaringan. Kemunculan Actinomycetes juga menandakan proses penguraian yang berhasil dari bahan berserat yang kuat.
Jadi, jangan khawatir ya bila komposmu terdapat bakteri putih. Setelah dua minggu, Actinomycetes juga akan hilang dengan sendirinya dan komposmu akan kembali normal.
3. Waspada akan serangan tikus
Bau menyengat dari kompos makanan berminyak merupakan magnet bagi hama untuk mendekat, salah satunya tikus.
Saya pikir, menaruh kompos di tempat yang kokoh seperti ember bertutup akan cukup untuk melindunginya dari tikus. Fakta berkata, ember saya malah dilubangi oleh tikus.
Ya, lubang sebesar tutup galon muncul di bagian bawah ember saya pada Sabtu minggu lalu. Hiks. Alhasil saya pun harus menambah lubang tersebut dan membereskan kompos yang tumpah.
Kini saya menyimpan kompos makanan berminyak di tempat yang lebih aman. Saya membuat pagar dari tumpukan batu dan tanaman tinggi untuk menghindari serangan lanjutan dari tikus.
Setelah berjalan dua minggu, kompos saya kembali seperti sedia kala. Bau menyengat dan jaringan putih di permukaan sudah hampir hilang. Tikus pun tidak lagi membuat lubang baru di ember komposter. Rasa-rasanya, mengompos makanan berminyak memang butuh banyak kesabaran, tapi tidak gagal.
Karena percayalah, tidak ada kompos yang gagal. Yuk, mari mengompos!
--
Tutut Setyorinie
12 November 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H