Acara Kompasianival 2024 yang digelar di Chillax Sudirman pada 2 November kemarin berlangsung meriah. Meski tidak berkesempatan datang dari awal karena satu-dua hal, saya sangat menikmati acara yang ditemani gerak sendu rintik hujan.
Salah satu momen yang ditunggu tentu bertatap muka dengan teman-teman Kompasianer. Setelah sekian lama hanya terhubung melalui kolom vote dan komentar, akhirnya saya berkesempatan berbincang langsung dengan Ayah Tuah, Mba Ari, Mba Dina, Pak Jujun, Pak Fery, Pak Budi, Pak Andri, Mas Billy, Mba Novia dan lainnya.
Banyak dari mereka yang baru pertama kali saya temui, dan juga sebaliknya. Ada yang berpendapat perawakan saya tidak sesuai namanya, berbeda dengan fotonya, dan ada juga yang langsung mengenali "Mba Tutut kompos ya?" Saya tersenyum sumringah.
Hal lain yang saya soroti di acara Kompasianival kemarin adalah banyaknya aksi lestari. Ya, Kompasiana seakan menegaskan langkahnya untuk mendukung kehidupan lestari yang tercanang dalam tujuan pembangungan berkelanjutan alias Sustainable Development Goals (SDGs).
1. Tersedianya dispenser air minum
Pertama kali masuk ke aula Chillax Sudirman, mata saya langsung tertuju pada beberapa dispenser air minum yang diletakan di sudut-sudut ruangan.
Saya yang sudah membawa tumbler dari rumah, rasanya sangat senang bisa refill air minum tanpa menambah sampah.
Permasalahan sampah khususnya dari plastik sekali pakai masih menjadi momok yang menakutkan. Ya, plastik diketahui membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai, sementara TPA di Indonesia yang sudah menerima ribuan ton sampah per harinya sudah mulai kelebihan muatan.
Untuk itu diperlukan usaha bersama untuk mengurangi sampah, salah satunya melalui penyediaan dispenser air minum ini. Semoga saja pemerintah mau mengusahakan penyediaan dispenser di tempat umum seperti stasiun kereta, mall, pasar tradisional, dan bandara.