Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, bareng!

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Enam Sampah Ini Sebaiknya Kamu Hindari untuk Dikompos

29 September 2024   15:50 Diperbarui: 29 September 2024   19:59 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Freepik.com

Untuk itu, pup alias kotoran hewan lebih baik dibuang saja.

Namun untuk beberapa hewan, khususnya hewan vegetarian (seperti sapi, kambing, dan ayam), kamu bisa mengolahnya secara tersendiri untuk dijadikan pupuk kandang. 

Cara untuk membuat pupuk kandang pun hampir mirip dengan kompos. Cukup campurkan kotoran hewan dengan abu, sekam dan EM4, lalu biarkan mereka terdekomposisi.

6. Plastik, karet, kaca

Plastik dan karet adalah golongan sampah non-organik yang sering ikut masuk ke dalam kompos. Pasalnya dua bahan ini lekat dengan sampah dapur dari belanjaan sayur para ibu di pasar.

Saya sendiri sering menemui plastik sayur, bungkus bumbu penyedap, dan karet gelang saat mengaduk kompos. 

Plastik, karet, dan kaca adalah jenis sampah yang sulit terurai. Menurut Science Focus (dari Kompas.com), lama penguraian karet berkisar 50-80 tahun, kantong plastik 200 tahun, dan kaca hampir 1 juta tahun.

Jadi meskipun tercampur aduk dengan kompos, ketiga bahan tersebut tetap tidak akan terurai. Ada baiknya kita memisahkan sampah non-organik untuk ditampung di wadah tersendiri.

Kini sudah banyak vendor yang menerima botol-botol plastik, atau kemasan kaca untuk didaur ulang menjadi bahan yang lebih bermanfaat.

Mulai sekarang, yuk kita pilah-pilih sampah dari rumah: mana yang harus dikompos, mana yang harus dikumpulkan untuk didaur ulang, dan mana yang harus dibuang ke tempat sampah.

Dengan begitu kita sudah mengurangi beban Tempat Pembuangan Sampah (TPS/T) yang sudah semakin menggunung. Karena kalau bukan kita yang menyelamatkan bumi, siapa lagi? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun