Mengompos adalah salah satu cara untuk mengelola sampah organik di rumah. Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan pupuk organik sekaligus mengurangi penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA/TPST).
Sejak mengompos, intensitas pembuangan sampah saya turut berkurang. Dari yang semula 4-5 kantong sampah setiap hari, kini hanya berkisar 1-2 kantong saja.
Saya juga menyadari bahwa kebanyakan sampah yang kita hasilkan di rumah adalah sampah makanan (organik) yang bisa dikompos. Hal ini sejalan dengan data Menteri Lingkungan Hidup (2023), bahwa 39.8% sampah di TPA berupa sisa makanan.
Lantas jenis sampah apa saja yang bisa dikompos? Berikut daftarnya.
1. Sampah dapur
Salah satu jenis sampah yang mudah ditemui di rumah sekaligus bisa dikompos adalah sampah dari hasil memasak alias sampah dapur.
Ya, kamu bisa langsung memasukkan potongan sayur, kulit buah, cangkang telur, kulit bawang, bonggol jagung, ampas kopi, dan kantong teh, ke dalam wadah mengomposmu.
Sampah dapur termasuk kategori sampah hijau yang kaya akan nitrogen dan mikroba. Kedua bahan ini sangat dibutuhkan dalam proses mengompos.
Jangan lupa juga untuk memotong kecil-kecil sampah dapurmu sebelum dibuang ke komposter, ya. Ingat rumus mengompos: semakin kecil, semakin cepat jadi.
2 Makanan basi
Kamu punya roti basi yang sudah berjamur? Atau chiki-chikian yang sudah lewat dari tanggal expired? Pas banget, untuk kompos!
Pada hakikatnya, makanan basi atau sisa makanan lainnya tetaplah makanan yang berasal dari bahan organik. Mereka tersebut tetap bisa dan bahkan disarankan untuk dikompos.
Makanan basi biasanya sudah mengeluarkan bau tak sedap karena proses pembusukan. Apabila dibiarkan terlalu lama di plastik sampah maka akan mengundang serangga. Maka dari itu makanan basi lebih baik dikompos bersama sampah lainnya.
Proses pengomposan makanan basi juga bisa lebih cepat. Hal ini dikarenakan makanan basi sudah mengalami proses pembusukan (dekomposisi) yang merupakan bagian dari pengomposan itu sendiri.
3. Kertas dan kardus
Hayoo... Siapa di sini yang masih membuang dus bekas bungkus paket? Jangan, ya dhek ya.
Kardus bekas bungkus paket dan kardus coklat lain bisa banget dimasukkan sebagai campuran kompos. Hal ini dikarenakan kardus memiliki bahan dasar 'pulp' yaitu bubur kertas yang berasal dari pemisahan serat kayu.
Dalam kompos, kardus masuk dalam kategori material coklat alias material yang mengandung banyak karbon. Kardus dapat menyerap bau busuk yang menguar dari proses pembusukan kompos.
Selain kardus, kertas juga termasuk bahan yang bisa dikompos. Apabila kamu memiliki banyak koran atau kertas bekas yang tidak terpakai, lebih baik digunting kecil-kecil dan dimasukkan dalam kompos.
Namun, hindari kertas mengkilap atau kertas yang dilapisi plastik ya. Seperti yang kita tahu, plastik adalah bahan yang sulit terurai, apalagi dalam kompos.
4. Rumput dan Limbah Kebun
Sebagai orang yang aktif berkebun, limbah kebun adalah hal yang tidak terhindarkan. Setiap hari pasti ada saja daun yang menguning, ranting patah, dan rumput liar yang jika tidak dicabut akan menghambat pertumbuhan tanaman.
Namun daripada terbuang sia-sia, saya selalu menaruh limbah kebun di wadah komposter. Hasilnya? Mereka sangat cepat terurai dan tidak menimbulkan bau!
Berbeda dengan proses pembusukan makanan yang biasa menimbulkan bau tak sedap, pembusukan tanaman tidak berbau sama sekali walaupun mereka termasuk dari bagian sampah hijau.
5. Rambut dan kuku
Dua bahan ini mungkin akan kamu pertanyakan kebenarannya: rambut dan kuku beneran bisa dikompos? Ya, rambut dan kuku manusia termasuk bagian dari sampah organik yang bisa terurai.
Saya memang belum pernah mencobanya, namun saya mengenal beberapa orang yang sudah mengompos rambut dan kuku. Mereka mengatakan bahwa kedua bahan ini bisa banget untuk dikompos, hanya saja terurai lebih lama daripada jenis sampah lainnya.
Berdasarkan studi dari Universitas Northampton, rambut manusia mengandung degradasi enzimatik yaitu protein, karbon, dan nitrogen yang merupakan nutrisi berharga bagi pengomposan. Begitu juga dengan kuku yang mengandung protein dan keratin.
Jadi daripada terbuang dan bikin menumpuk di TPA, mendingan dikompos yuk potongan kuku dan rambut kita. InshaAllah bermanfaat bagi tanah dan mustahil disalahgunakan pihak yang tidak berwenang (re: jampi-jampi). xixixi
Dari kelima jenis sampah di atas, mana yang sudah kamu kompos, Kompasianer? Ceritakan, ya..
--
Tutut Setyorinie.
24 September 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H