Kangkung alias water spinach merupakan salah satu sayuran favorit warga Indonesia. Hal ini dibuktikan dari tidak pernah absennya menu kangkung dari warung makan tradisional hingga ke restoran terkenal. Mulai dari cah kangkung, tumis kangkung, plecing kangkung, hingga rujak kangkung, beberapa dari olahan kangkung yang terkenal bercita rasa tinggi.
Saya sendiri sudah lama menjadikan kangkung sebagai makanan andalan. Pasalnya selain enak, kangkung juga mudah tumbuh di berbagai media, salah satunya hidroponik.
Hidroponik adalah teknik bercocok tanam tanpa menggunakan tanah. Teknik ini biasanya memanfaatkan rockwool atau kain flanel sebagai media tumbuh dan air untuk mengalirkan nutrisi. Kamu pasti pernah lihat rangkaian paralon yang diberi lubang di tengahnya, bukan? Itu adalah salah satu contoh penerapan hidroponik yang lengkap.
Namun hidroponik juga bisa dilakukan dengan cara sederhana, seperti toples dan besek plastik. Kedua bahan inilah yang saya pakai untuk menanam kangkung ala hidroponik.
Saya menggunakan toples bekas biskuit sebagai wadah untuk menampung air. Di lain waktu, saya juga pernah menggunakan bekas kaleng cat atau ember. Sedangkan untuk media tanamnya, saya menggunakan besek plastik yang dilapisi kain flanel.
Pertama-tama, pastikan wadah yang kamu gunakan sudah tertutup rapat alias sinar matahari tidak masuk ke dalam. Sinar matahari bisa menyebabkan tumbuhnya lumut yang akan mengganggu air nutrisi. Jika wadahmu bening, kamu bisa menyiasati dengan cat atau isolasi coklat.
Selanjutnya isi toples tersebut dengan air biasa hingga membasahi kain flanel di atas besek plastik. Kemudian taruh beberapa bibit kangkung, dan simpan di tempat yang teduh.
Dalam dua hari ke depan, bibit kangkung biasanya mulai pecah dan mengeluarkan tunas. Tunggu hingga kangkung mengeluarkan daun, baru kamu bisa memindahkannya ke tempat yang terkena matahari.