Mengompos jadi kegiatan rutin yang saya lakukan sejak tiga bulan lalu. Kegiatan ini bukan hanya bertujuan mengurangi sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir, namun juga memperkuat kerjasama di keluarga.
Ibu saya misalnya yang bertugas memisahkan sampah, kemudian saya yang mencacah sampah, adik saya yang mengaduk isi kompos dan ayah yang memiliki bagian mengangkut serta memindahkan kompos yang siap panen.
Bagi kamu yang juga tertarik untuk mengompos, kamu bisa lho mengikutinya dengan langkah simpel berikut ini.
1. Siapkan wadah mengompos
Wadah mengompos bisa berupa compost bag, ember tumpuk, ember komposter, box kayu, karung beras, dan lain-lain. Namun pertama-tama tentukan dulu kamu ingin mengompos di mana dan dengan kapasitas seperti apa.
Untuk kamu yang berniat mengompos dalam rumah, ember komposter adalah pilihan yang tepat untukmu. Ember memiliki bentuk yang solid sehingga bisa terlihat rapi dalam ruangan.
Namun jika kamu berniat mengompos di luar rumah sekaligus untuk kapasitas yang besar, kamu bisa memakai compost bag berukuran 80-200 liter.
Baca juga: Macam-macam Wadah Mengompos, Gampang Kok!
Kedua wadah mengompos tersebut bisa kamu temui di marketplace atau toko-toko pertanian. Tapi tidak menutup kemungkinan juga untuk kamu buat sendiri dengan bahan-bahan yang tersedia.
2. Mulai pisahkan sampah
Mengompos adalah salah satu cara untuk meminimalisir pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Caranya adalah dengan memilah mana sampah yang bisa dikompos (organik), dan yang tidak (anorganik).
Jika saat ini kamu masih menyatukan semua sampah dalam satu tempat, sekarang coba mulai dipisahkan.
Buat satu tempat khusus untuk sampah organik seperti potongan sayur, kulit buah, cangkang telur, sisa nasi, ampas teh, dan kopi.
Kemudian satu lagi tempat untuk sampah anorganik, yang bisa berupa bungkus mie, plastik es, gelas aqua, botol-botol, dan kaleng bekas minuman.
Dengan dua tempat sampah ini kamu dapat dengan mudah menyetor sampah organik untuk dikompos, dan membuang sampah anorganik untuk TPA.
3. Kumpulkan material coklat
Berbeda dengan material hijau yang dapat kamu peroleh dari sampah dapur, material coklat harus kamu kumpulkan secara khusus.
Material coklat bisa berupa daun kering, tanah, ranting pohon, sekam padi, kardus, cocopeat dan serbuk kayu.
Baca juga: Yuk, Kenalan sama Material Coklat untuk Mengompos
Untuk daun kering dan ranting, bisa kamu peroleh dari halaman sekitar. Coba ingat-ingat lagi, pasti ada tetanggamu yang memiliki pohon mangga atau rambutan. Kamu bisa memanfaatkan 'sampah' tetanggamu (re: daun kering) untuk keperluan kompos.
Namun jika tidak ingin repot, kamu bisa membeli saja sekam padi atau cocopeat di toko pertanian.
4. Luangkan waktu satu jam di setiap minggunya
Semua rutinitas membutuhkan waktu dan tenaga, begitu juga dengan mengompos. Saya biasanya meluangkan waktu satu jam di akhir pekan guna mengontrol kompos yang saya buat.
Waktu ini saya manfaatkan salah satunya untuk mengaduk. Ya, kompos perlu diaduk secara rutin. Hal ini bertujuan untuk memasukkan oksigen ke sela-sela kompos, sekaligus mengurangi bau yang tertimbun di dalamnya.
Seperti yang kita ketahui, mengompos adalah proses mendekomposisi sampah yang pasti menimbulkan bau. Nah, bau ini bisa kita minimalisir dengan cara mengaduk.
Selain mengaduk, saya juga memanfaatkan akhir pekan untuk meracik cairan EM4 untuk kompos. Cairan ini bermanfaat untuk mempercepat proses penguraian sampah, sehingga komposmu akan lebih cepat jadi.
Dengan menyediakan ke-empat hal di atas, kamu sudah sangat siap untuk mulai mengompos!
Jadi, yuk tunggu apa lagi? Mari selamatkan bumi untuk kita dan generasi mendatang.
--
Tutut Setyorinie
8 Agustus 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H