Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, bareng!

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Latihan Tidur Bersama Joko Pinurbo

25 Oktober 2020   11:42 Diperbarui: 6 April 2021   15:15 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti pada puisi "Sajak Balsem untuk Gus Mus", ketika Jokpin menyentil orang-orang yang hidupnya terlalu kenceng dan serius.

Dikit-dikit marah dan ngambek.
Dikit-dikit senggol bacok.
Hati kagak ada rendahnya.
Kepala kagak ada ademnya.
Menang umuk, kalah ngamuk. -Sajak Balsem untuk Gus Mus (Joko Pinurbo, 2016)

Gaya bahasa yang sederhana, jenaka, namun tepat menghujam di relung dada, tampak sudah menjadi ciri dalam puisi-puisi Jokpin. Saking sederhananya, kamu bahkan tidak perlu menjadi ahli bahasa Indonesia, atau ahli perpuisian untuk memahami maknanya.

Cukup baca dan renungi, puisi Kapan Lagi akan membawamu menuju realitas yang tanpa sadar sering kamu alami.

Hidup yang longgar ini kadang terasa sumpek juga.
Baju yang sebelumnya waras-waras saja
mendadak terasa sesak di bagian ketiak.
Celana yang sampai kemarin nyaman-nyaman saja
tiba-tiba terasa melintir di bagian paha. 
Tadi malam kau pulang dari salon dengan gembira,
sekarang kau malu dengan potongan rambutmu. -Kapan Lagi (Joko Pinurbo, 2016)

Membaca Buku Latihan Tidur seperti membaca kejadian yang tampak nyata di depan mata. Hanya saja kejadian itu berupa bayangan yang keluar dari cerobong asap dalam baris-baris puisi Jokpin.

Alih-alih membuat tidur, Buku Latihan Tidur justru akan membuatmu terjaga dan tersenyum.

Sebelum menutup tulisan ini, izinkan saya untuk memberikan salam takzim untuk Jokpin. Semoga kita dapat bertemu di bait puisi. Mungkin sambil menyesap kopi, atau makan rengginang dari kaleng Khong Guan.

Tertanda,
penggemarmu. 

Tutut Setyorinie, 25/10/2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun