Namun ada satu hal yang mungkin terlewat dari ini semua. Ya, kita melupakan fakta kecil bahwa anak merupakan peniru ulung dan pembelajar hebat. Jika kita butuh waktu enam hingga tujuh kali untuk memahami kerja dari sesuatu, seorang anak yang ingatannya masih sangat segar mungkin hanya butuh satu sampai dua kali.
Pembelajaran Jarak Jauh merupakan momentum yang tepat bagi anak untuk memahami lebih dalam tentang penggunaan teknologi dan fungsi internet. Hal ini dibuktikan oleh cuitan @dondihananto yang diposting pada 30 Juli lalu.
Namun setelah tiga bulan dalam bimbingannya, sang anak kini telah bisa mengurus sendiri keperluan belajarnya termasuk terhubung ke Zoom, Clasroom hingga pembuatan poster di Canva.
Kemajuan itu juga saya rasakan pada adik saya yang kini duduk di bangku kelas 5 SD. Ia yang semula tidak tahu tentang Zoom dan Edmodo, kini sudah tampak mahir tanpa meminta bantuan saya lagi. Bahkan tidak jarang, ia yang kini bergantian mengajari ibunya tentang bagaimana cara mengirim tugas di aplikasi pembelajaran online.
Hal ini membuktikan bahwa tingkat agility seorang anak dapat melebihi orang tuanya. Meski demikian, kebutuhan dasar seperti tersedianya teknologi dan koneksi internet tetap harus terpenuhi agar Pembelajaran Jarak Jauh terus berjalan dengan efektif.
--
4 Agustus 2020 [T.S]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H