Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, bareng!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Beredar Hoaks WAG Anak STM, Polisi sebagai Pelaku atau Korban?

1 Oktober 2019   17:02 Diperbarui: 1 Oktober 2019   17:41 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demo Anak STM | sumber: mojok.co

Meski demikian, warganet telah banyak yang melakukan penelusuran terhadap nomor dalam WAG tersebut dan bertemu nama-nama polisi seperti Briptu, Brigadir, dan Polda.

twitter @opposite6890
twitter @opposite6890
Bahkan ada seseorang yang mengaku mengenal nomor temannya yang memang berprofesi sebagai polisi dalam screenshot WAG STM tersebut. Hal ini menimbulkan tanda tanya yang besar di mata warganet: apa benar, polisi sedemikian nekat untuk mengatakan bahwa anak STM ini bergerak karena adanya bayaran?

Jika iya, mengapa terlalu mudah?

Ya, jika benar percakapan dalam WhatsApp Group tersebut dibuat oleh polisi, mengapa terlalu mudah? Pertama, polisi yang kesehariannya bergerak di dunia detektif pasti sudah tahu bahwa banyak aplikasi yang dapat digunakan untuk melacak nomor telepon. Lalu mengapa dengan mudah mereka memperlihatkan nomor telepon tersebut?

Kedua, nomor yang diperlihatkan hampir semuanya adalah nomor telkomsel. Sebagai orang yang pernah mencicipi duduk di bangku pelajar, rasanya mustahil memiliki nomor telkomsel. Bagi pelajar, nomor telkomsel bagaikan dewa karena harganya hehe. 

Bahkan ketika kuliah, nomor telkomsel pun masih jarang dimiliki oleh teman-teman saya, kecuali oleh mereka yang memang terkenal "berada". Maka dilihat dari sisi pandangan awam, screenshot WAG STM itu sudah terlihat janggal.

Hanya ada dua alasan tentang beredarnya WAG STM ini, 

1. Polisi dengan sengaja membuat percakapan WAG ini agar masyarakat percaya bahwa pergerakan anak STM dikarenakan motif berupa uang. Selain itu, polisi juga tidak tahu menahu tentang aplikasi pelacakan nomor telepon. 

Alasan ini bisa masuk akal, walau banyak yang menilai ini adalah langkah yang "terlalu bodoh" untuk diambil kepolisian.

2. Ada yang sengaja mendiskreditkan nama kepolisian, karena sudah pasti tahu bahwa nomor-nomor yang tersebar itu akan dilacak dan disebarkan karena terbukti tidak sesuai, apalagi nomor itu adalah milik polisi. 

Seperti yang kita tahu, saat ini polisi sudah tidak ada artinya lagi di mata rakyat. Sebelum ini, hoaksnya mobil ambulans yang membawa batu sempat menyita perhatian publik. Belum lagi video yang beredar di media sosial tentang penyerangan polisi terhadap mahasiswa dan anak STM serta mahasiswa Kendari yang tewas tertembus peluru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun