Apakah jika belajar topik A selalu membuat kamu penasaran? Bagaimana dengan topik B? Apa kamu rela untuk mengerjakan semua tugasnya walau dosen topik B terkenal horor?
Saya sendiri sudah memikirkan topik skripsi sejak semester 5. Pada waktu itu saya mengikuti lomba karya tulis dengan tema aturan akuntansi baru.
Karena aturan itu baru saja diadopsi, maka saya banyak mengalami kesulitan dalam mencari referensi jurnal di Indonesia. Namun tidak disangka, saya justru sangat tertarik dan Alhamdulillah mendapat tempat ke-3 pada lomba tersebut.
Inilah yang menjadi tonggaknya, karena sudah "terlanjur basah" saya berpikir akan lebih baik jika "nyebur" sekalian. Pada akhirnya ketika menulis skripsi, saya sudah tahu alurnya dan meringkas waktu penyelesaian.
Nah, cara ini bisa kamu tiru juga. Jika kamu hobi mengikuti lomba karya tulis ilmiah, kamu bisa menyelam sembari minum es kelapa. Coba cari topik yang sesuai, ambil referensi sebanyak-banyaknya seperti dari buku dan jurnal, lalu perdalam. Siapa tahu itu bisa jadi topik skripsimu.
Bagi kamu yang masih duduk di semester awal, tidak ada salahnya juga lho untuk mulai memikirkan topik skripsi. Hitung-hitung kamu sudah mempunyai tabungan untuk semester akhir nanti. Bukan begitu, Kompasianer?
2. Persiapkan Objek / Tempat Penelitian
Satu hal yang menanti setelah pemilihan topik adalah mencari objek atau tempat penelitian. Sulit atau tidaknya proses pencarian ini bisa diukur dengan topik yang kamu pilih.
Bagaimana kriteria tempatnya? Data apa yang ingin kamu ambil? Berapa lama proses pengambilannya? dsb.
Sebagai mahasiswa akuntansi, pemilihan tempat bisa sangat sulit karena data yang ingin kita dapatkan adalah data keuangan. Bagi perusahaan, data keuangan tentu adalah hal yang sangat sensitif. Walau nama perusahaan sudah disamarkan, tetap saja ada beberapa perusahaan yang enggan membeberkan secara sukarela datanya demi kebutuhan mahasiswa.
Jadi, cari koneksi seluas-luasnya!