Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, bareng!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Kemelut Dua Puluh

26 Desember 2017   20:39 Diperbarui: 27 Desember 2017   06:34 1263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://thetechjournal.com/wp-content/uploads/images/1108/1312648474-happy-birthday-to-web-1.jpgjh

"Cinta itu sederhana. Yang rumit adalah sakit hatinya. Yaitu ketika mendengar kabar sang satpam yang ternyata tengah menemani istrinya melahirkan. Hidup ternyata menyimpan begitu banyak misteri. Hari kemarin ia mengaku telah jatuh cinta. Hari berikutnya ia menangis karena patah cinta. Itu membuat dirinya ingin berteriak berkali-kali bahwa hidup itu tidak adil. Namun yang dilakukannya hanya terisak  lantas kemudian tidur dalam waktu yang lama sehingga ketika bangun ia dapat melupakan segalanya."

Percayalah, ketika menulis ini aku benar-benar ingin melakukan hal yang sama: tertidur dan melupakan segalanya. Namun saat itu seseorang tengah mengetuk pintu kamar sebelah. Tentu saja aku dengar. Jarak pintu ke pintu tak lebih dari semeter setengah. Ternyata ibu kost yang memberi maklumat bahwa uang kost bulan depan akan naik lima puluh ribu. Langsung kututup jendela, kukunci pintu, dan kumatikan lampu. Dan ketika ketukan itu menghampiri pintuku, aku pura-pura tertidur. Tidak menjawab.

Namun bukan ibu kost namanya jika langsung menyerah. Ia seperti terdiam sejenak lalu memasukan selembar kertas lewat bawah pintuku. Isinya? Tentu saja maklumat itu. Dua detik kemudian, langkahnya bergegas menjauh untuk kemudian kunyalakan lampu.

"Namun takdir tak dapat mengelak hukum alam. Ketika esok harinya Cindertakrella terbangun, kenyataannya masih tetap sama. Ia patah hati dan hari ini harus menghadapi kuis dadakan yang baru diinfokan dosen beberapa menit yang lalu."

"Adalah lucu ketika Cindertakrella sampai di kampus dan dosennya berkata tidak jadi kuis dadakan karena lupa membawa soal. Hari itu, senyum pertama Cindertakrella semenjak patah hati. Hidup nyatanya adil. Itu tergantung lewat mata apa kau melihat kenyataan. Mata kiri: kemalangan, mata kanan: kebahagiaan . Namun ketika kau melihatnya dengan kedua mata, kau akan sadar bahwa pilu dan bahagia berjalan beriringan, layaknya kedua sisi mata uang yang tidak dapat saling melepaskan."

PENGUMUMAN!

MULAI BULAN DEPAN UANG KOST RESMI DINAIKKAN 50.000

BARANG SIAPA YANG MERASA KESULITAN MEMBAYAR, BISA DICICIL DAN DIBEBANKAN KE BULAN BERIKUTNYA.

HARAP MAKLUM DAN SEMOGA DAPAT DITERIMA.

Begitulah hidup. Ada bahagia, ada sengsara. Ada kawan, ada lawan. Ada sambal, ada kecap. Dan bagaimanapun takdir bercerita, semoga kemelut di usia dua puluh ini dapat berubah menjadi kejutan. 

Bukankah hari esok masih menjadi misteri?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun