Ia memegang apa saja yang ada di sekitar. Mereka melesat meninggalkan rumahnya yang di cat samar, taman bermainnya yang bewarna samar, orang-orang berambut hitam serta kotanya.
"Selamat ulang tahun, Kirana. Ini hadiah ulang tahunmu." Ibunya datang, mengecup kepalanya dan memeluknya lama.
Kirana tak balas memeluk. Ia hanya menatap ibunya lama. Hadiah ulang tahun? Satu-satunya hadiah yang ia inginkan adalah jawaban pertanyaan mengapa keluarganya berbeda, mengapa mereka memiliki kulit hijau sedangkan orang-orang kota berkulit coklat.
Namun ketika matanya bergerak ke arah jendela, seketika ia sadar ibunya mungkin telah menjawab semuanya. Ia berada di dunia yang berbeda. Ratusan pesawat bundar memakirkan diri di sana. Begitu juga dengan orang-orang berkulit, berambut, dan bermata hijau.
Mata Kirana sekarang juga bewarna hijau. Rambutnya hijau. Kukunya hijau.
"Kita tidak berbeda, Kirana. Hanya tersesat di lingkungan yang salah. Lagipula menjadi berbeda menyenangkan, bukan?" Kakaknya mengatakan.
"Selamat datang di rumah, Kirana."
Di kota ini, sepanjang Kirana memandang, tidak ada orang-orang berambut hitam.
--
Tempat di mana tidak ada pesawat bundar. 16 Desember 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H