Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Sedang belajar mengompos, yuk bareng!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Komidi Putar

4 Mei 2017   10:38 Diperbarui: 7 Mei 2017   13:19 1484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lis mengangguk. Komidi putar juga merupakan wahana pilihan kami ketika berkunjung ke pasar malam. Aku menyukai saat rambut Lis berkibaran karena angin, saat pipinya memerah karena terlalu banyak tertawa, dan saat ia menutup mata ketika kuda-kuda itu mulai berpacu cepat.

Dan di atas komidi putar itu, di bawah rinai hujan, di tengah pasar malam, di antara tawar menawar para pedagang, di pertengahan bulan desember, dan dalam alunan lagu naif – karena kamu cuma satu, aku berteriak hingga semua orang berhenti dari aktivitasnya dan menoleh padaku:

“LIS, AKU BERJANJI UNTUK MENJADI PEGASUS-MU, ORION-MU YANG TAK TERKALAHKAN, DAN HERCULES-MU YANG HEBAT. AKU AKAN MEMBONCENGIMU DENGAN MOTOR, MENGAJAKMU KE PASAR MALAM SETIAP MALAM MINGGU, DAN MEMBELIKANMU BAJU BARU.”

Rona wajah Lis kini hampir tak ada beda dengan buah delima. Sialnya kami diusir dari komidi putar karena membuat keributan. Namun sejak saat itu, Lis tersenyum dua kali lebih manis ketika naik ke boncengan sepedaku. Dan aku berjanji untuk berkali-kali lipat lebih giat bekerja untuk menyicil sebuah motor baru untuk mengajak Lis naik komidi putar di malam minggu.

 

 

 

4 Mei 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun