Sejak bergabung di Kompasiana semangat menulis saya menjadi relatif stabil. Mungkin ini efek event dan lomba-lomba yang terus di hadirkan Kompasiana maupun komunitas di setiap bulannya. (walau dari sekian event yang saya ikuti, belum satupun yang saya juarai)
Dan puncak momen yang nggak akan pernah saya lupakan seumur hidup adalah datang ke Kompasianival 2016 lalu berkata dalam hati,
Semua ini real. Kompasiana bukan sekedar dunia maya. Ia dunia nyata.
Saya bertemu sosok inspiratif—Opa Tjiptadinata Effendi. Saya bertemu para fiksianer yang suka berbalas-balasan komentar. Saya juga bertemu Zahra E.F, yang ternyata berkelahiran sama dengan saya. Dan para kompasianer lainnya yang hanya berani saya amati dari jauh—karena takut untuk menyapa (re: takut nggak dikenal).
Dan unforgettable moment lainnya adalah ketika mba dan mas admin menstempeli cerpen saya dengan label Headline dan eksis sejenak di halaman depan Kompasiana. Sungguh, tanggal 29 Agustus 2016 adalah tanggal yang akan saya lingkari di kalender dengan tanda bintang-bintang. Karena hari itu, untuk pertama kalinya cerpen saya di baca hampir 400 orang, dengan tiga puluhan vote maupun komentar.
Moment menyentuh lainnya adalah ketika salah satu kompasianer meminta saya untuk membuatkan sebuah cerpen tentang kisah dirinya. Jujur, saat itu saya sangat terharu dan tersentuh. Dan dengan keterbatasan saya—terpenuhilah permintaan itu. (untuk kompasianer yang sengaja saya tdk sebut namanya, saya memohon maaf apabila hasil cerpennya tak sesuai harapan)
Dan terakhir, pesan saya untuk saya sendiri, para kompasianer, pemula, senior, junior, enyak, babeh, om, tante, adek, abang, akang, bude, bulik, nyonya, tuan, dan hamba Allah lainnya.
“Tetaplah menulis. Karena tulisan adalah bukti bahwa kita pernah singgah di dunia ini.”
HAPPY 8th BIRTHDAY, KOMPASIANA!!