Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, bareng!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[RoseRTC] Abadi Dalam September

17 September 2016   13:02 Diperbarui: 17 September 2016   18:46 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Nggak kerasa besok kita wisuda,” ucap Luana sambil melempar batu kecil ke arah danau.

Aku dan Luana sedang duduk di taman. Sore itu adalah sore terakhir kami sebagai anak kuliahan. Besok semua akan di lepas. Di lempar bersama toga dengan penuh kebanggaan. Aku dan Luana akan lulus bersama. Kami akan menjejak langkah ke dunia yang sesungguhnya.

Luana menyandarkan kepalanya di bahuku. Sedangkan aku tak tahan untuk tak membelai puncak kepalanya yang semerbak harum. “Besok adalah hari besar kita. Seharusnya kamu bahagia,” bisikku pelan.

Luana mengangguk. “Aku cuma mengenang masa-masa kuliah. Saat kita banyak tugas. Saat dosen jadi gampang marah. Saat datang terlambat. Dan saat kita mulai berkenalan.” Luana berhenti sejenak tampak menerawang. “Aku nggak akan lupa saat-saat seperti itu,” lanjutnya kemudian.

“Dan aku nggak akan melupakanmu,” balasku yang sukses membuat Luana mencubit perutku pelan dan tersenyum diam-diam.

***

27 September 2013 pukul 11. 25

“Kamu di mana, Na?” panggilku pada Luana dalam telepon.

Hari ini Luana mengajakku ke sebuah tempat. Tempat yang sangat spesial katanya. Kami akan merayakan dua tahun anniversary hari jadian. Tapi sebelumnya, aku harus menemui Luana terlebih dulu di tengah kerumunan. Tapi bagaimana kau bisa menemukan seorang wanita bermata hitam kecil di antara ribuan orang yang berlalu lalang.

“Aku nggak jauh dari tempatmu berdiri kok. Bahkan aku bisa ngelihatmu dari sini,” balas Luana di telepon.

Jalan raya itu benar-benar padat. Dari mulai pejalan kakinya, pedangan asongannya dan juga pengendara motornya. Dimana kamu, Na.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun