“Aku suka soto mie.” Luana mengangguk lalu mendahuluiku keluar kelas.
Aku menggeleng dan mengejarnya. “Kamu nggak suka soto mie, Na. Kamu kan paling suka nasi goreng.”
“Tapi mulai hari ini aku jadi suka soto mie,” bantah Luana yang semakin membuatku tak mengerti.
Aku menahan tangannya, “kenapa?”
Wajah Luana mendadak bersemu merah. “Karena aku mau belajar menyukai makanan seseorang yang aku suka.”
Aku dan Luana sama-sama terpaku menatap sesama lainnya. “Apa ini sebuah jawaban, Na?”
“Kamu pikir, siapa orang di dunia ini yang sangat menggilai soto mie, selain laki-laki di depanku ini?” Luana tersenyum lagi. Lalu bergegas pergi mendahuluiku ke kantin.
Aku membatu sesaat. Luana sukses untuk membuat degup jantungku berpacu cepat. Dan kupikir ragaku tertarik terbang ke angkasa. Sampai gemuruh tepuk tangan orang-orang sekitar kembali membawaku menjejak tanah. Aku tersadar.
“Luana, tunggu…”
***
18 September 2012