5 September 2010
Kau duduk di bangku taman. Tanganmu tampak menggenggam sebuah novel roman. Tapi matamu tak terfokus pada bacaan. Kurasa kau sedang memandang flamboyant yang sedang bermekaran. Pikiranmu jelas sekali sedang berkeliaran. Tapi engkau tetaplah cantik ketika dipandang.
Aku melangkah ragu. Kugigit bibirku untuk menutupi jantungku yang semakin cepat berpacu. Tapi semakin kututupi, degup jantungku semakin jelas terjadi.
Kau tiba-tiba berdiri. Hendak pergi. Aku tak mau kehilanganmu lagi.
“Luana…”
Kau menoleh. Mencari-cari sang empunya sumber suara.
***
24 September 2011
“Hari ini kita makan di mana, Na?” tanyaku sambil menggendong tas kuliah.
Luana balas menatapku dengan senyuman. “Soto mie.”
Aku merenggut kecil. “Soto mie lagi?”