Dermaga lalu merobek bungkusan biru itu dengan hati-hati. Dan seketika saja wajahnya langsung membelalak—tak percaya.
“Ap.. apa.. ini kembang api?” tanya Dermaga dengan sedikit gemetar.
“Ya.” Kapal mengangguk singkat. Dan ia langsung membubuhi kembang api itu dengan sepercik api yang sedetik kemudian meledak di udara. Membentuk gambar-gambar indah di tengah kelamnya malam.
Dermaga sangat menyukai kembang api. Matanya hampir berair karena berusaha tak mengedip ketika salah satu letusan kembang api itu memecah menjadi gambar mawar yang indah. Ia lalu mendaratkan kecupan di bibir si Kapal yang membuat Kapal hampir terlonjak karena kesenangan. Mereka lalu tenggelam bersama riuhnya kembang api di sisa malam yang panjang.
T.S, 23 Agustus 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H