Mohon tunggu...
Tutut Handayani
Tutut Handayani Mohon Tunggu... Freelancer - Simple

Mantan jurnalis ekonomi & perantau dunia yang berdomisili di Swedia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Astrid Lindgren, Penulis Legendaris Swedia

26 Januari 2021   07:00 Diperbarui: 26 Januari 2021   07:31 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo: Istimewa (astridlindgrensnas.se)

Astrid kecil menikmati seluruh sudut kota Vimmerby, khususnya kawasan pusat kotanya yang banyak bangunan kayu yang didominasi warna merah bata, kuning dan jingga, gang-gang kecil berundak naik turun dan permukaan jalan yang berbatu. 

Suasana pusat kota itu sering digambarkan dalam karya-karyanya, seperti pada serial Pippi si Kaus Kaki Panjang yang gemar keluar masuk toko, seri Mardie dimana Mardie bersama Alva melakukan window-shopping dan Master Detective Blomkvist. Astrid menjadikan memori masa kecil dan lingkungan dimana dia dibesarkan menjadi sumber inspirasi cerita.

Astrid kecil juga digambarkan sebagai sosok yang sangat doyan memanjat pohon dan melompat dari dahan ke dahan pohon. Tidak ada rasa takut dalam diri Astrid cilik. Tokoh utama dalam seluruh karyanya memiliki kepribadian pemberani, lincah dan ceria. Dia-pun senang menjadikan sahabat kecilnya, seperti Ann-Marie sebagai sumber inspirasinya. Tokoh cerita Mardie adalah cerminan dari sosok Ann-Marie itu.

Masa remaja dan dewasa Astrid Lindgren.

Sayangnya, masa remaja Astrid tidak seindah masa ciliknya. Pada usia 18 tahun, Astrid mengandung anak pertamanya, buah cinta dengan kekasihnya, Reinhold Blomberg. Saat itu, hamil di luar nikah itu sebuah aib mengingat Astrid hidup di kota kecil. Namun, Astrid tidak ingin menikah dengan kekasih, ayah dari anaknya itu sehingga dia memutuskan merantau ke Stockholm, ibukota Swedia, untuk menghindari gosip dan cemoohan warga Vimmerby. 

Astrid memilih menjadi ibu tunggal di Stockholm. Untuk menghidupi diri dan anak laki-lakinya yang bernama Lars 'Lasse' Blomberg (di masa dewasa menjadi Lars Lindgren, red) di Stockholm, Astrid bekerja sebagai juru ketik dan stenograf. Dia sengaja mengambil kursus mengetik dan stenografi. 

Tentu tidak mudah menjadi ibu tunggal saat itu sehingga dia terpaksa mengirim anak laki-laki semata wayangnya saat itu ke rumah yatim piatu saking sulitnya mencari orang yang dapat membantunya mengawasi anak saat dia bekerja. Masa itu belum ada tempat penitipan anak (day-care centre, red) seperti sekarang.

Dan, pada usia 23 tahun (tahun 1932), Astrid menikah dengan seorang pria yang bernama Sture Lindgren. Dia bertemu dengan Sture di tempat kerjanya. Lalu, pada musim semi tahun 1931, Astrid mengubah nama belakangnya dari Astrid Ericsson menjadi Astrid Lindgren. Dengan kata lain, nama lengkap Astrid sebelum menikah itu, Astrid Anna Emilia Ericsson. Sesudah menikah dengan Sture menjadi Astrid Anna-Emilia Lindgren atau cukup Astrid Lindgren. Nama inilah yang dia pakai hingga akhir hayat dan dikenal melegenda di Swedia dan dunia. Dari pernikahannya dengan Sture, lahir anak perempuan yang diberi nama Karin Lindgren.

Pada tahun 1944, Astrid Lindgren bekerja sebagai editor di perusahaan penerbitan bernama Rabn dan Sjgren. Di perusahaan inilah, buku cerita Pippi si Kaus Kaki Panjang diterbitkan dan dicetak perdana. Buku Pippi si Kaus Kaki Panjang adalah karya perdana Astrid Lindgren.

Tokoh imajinasi Pippi lahir spontan di benak Astrid ketika dia diminta mendongeng oleh anaknya, Karin, yang sedang terbaring sakit. Karin merasa bosan berbaring di tempat tidur dan meminta ibunya yang setia menemaninya untuk menghiburnya. Seluruh dongeng tentang Pippi itu lalu dituliskan dalam lembaran kertas yang ditulis secara steno yang kemudian lembaran-lembaran kertas itu dibukukan. Serial Pippi si Kaus Kaki Panjang awal mula Astrid Lindgren menjadi penulis buku cerita anak-anak.

Astrid menikmati kehidupannya sebagai editor, penulis cerita, ibu dan isteri dari Sture Lindgren di Stockholm. Hidup nyaman di apartemennya yang terletak di kawasan Taman Vasa (Vasaparken, red). Namun, sayangnya, saat Astrid berusia 44 tahun, suami tercintanya meninggal dunia. Dia pun tetap menjalani kehidupannya sebagai editor dan penulis cerita anak-anak di Rabn dan Sjgren. Astrid menjalani dan sangat mencintai profesinya itu sampai akhir hayatnya. Dia meninggal dunia di apartemennya pada usia 94 tahun (28 Januari 2002).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun