“Selamat pagi Mattew, gimana kabarmu pagi ini?,”
“Pagi Jhon, aku sepertinya belum cukup beruntung. Aku mengerjakan sarangku cukup lama. Tapi syukurlah ada seekor nyamuk yang tersesat. Hahaha.”
“Oh ya Mattew, apakah kau melihat Bernard?”
“Belum, aku belum melihatnya sejak tadi. Ada apa Jhon, kau terbaca cemas?”
“Aku rasa ada masalah dengan Bernard. Jangan-jangan ia ditimpa marabahaya.”
“Hahaha, kau terlalu paranoid. Marabahaya apa di kampung yang terus ditinggal pergi penduduknya Jhon? Ayolah jangan lebay, Bernard bukan laba-laba muda dengan daya survive dan naluri yang masih belajar. Ia akan kesini seperti janjinya.”
‘Semoga saja Mattew.”
Dikritik sedemikian tajam oleh Mattew, aku memilih untuk balik saja ke sarangku. Mengapa aku selalu bertindak naif ya?
“Jhon, jangan pulang dulu. Aku minta maaf jika telah menyinggung perasaanmu. Tapi kurasa Bernard baik-baik saja Jhon, percayalah.” Mattew seperti menyadari ketersinggunganku. Aku tetap memilih untuk balik kanan, pulang ke pojok kamar mandi.
“Jhon,hendak kemana kau?,” suara Bernard yang berat berwibawa itu menahan langkahku. Aku terus berbalik dan tersenyum, ku lihat di depan sana, Bernard baik-baik saja. Ia bahkan tersenyum sangat lepas, seperti membawa kabar baik.
“Hehehe, aku hanya mencemaskanmu Bernard.”