Para supir mungkin bisa berpindah sistem saja, kemudian menyesuaikan perilaku dengan standar yang dituntut. Tapi, di mana para kernet yang tidak memiliki cukup kesempatan seperti bisa menyupir dan memiliki Surat Ijin Mengemudi?
Para kernet terhempas dari sejarah dan kita tidak pernah bertanya dimanakah mereka ketika Gocar, Grab, Indriver, Maxim, merajelela. Mereka adalah bagian yang hilang, sengaja dihilangkan. Mengikuti keberadaan angkot tua, bajai, juga becak.Â
Seolah-olah saja, mereka ini tumbal yang wajar dari kemajuan teknologi transportasi dan ukuran-ukuran baru tentang polusi, dampak perubahan iklim, serta tranportasi massal yang ramah lingkungan.
Jadi ketika kita berbicara krisis transportasi publik, yang mencemaskan bukan saja ketiadaan armada yang layak dan bekerja melayani publik. Ini juga tentang para pekerja jelata yang kehilangan sumber-sumber pencahariannya.
Sebagai mantan kernet dalam sebuah periode yang singkat, kondisi tersingkir macam begini sesungguhnya menyedihkan.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI