Kelima, Najwa Shihab bertanya tentang tipe kepemimpinan seperti apa seorang Patrick Kluivert.
Sang pelatih bilang jika dirinya adalah tipe pemimpin dengan pikiran terbuka. Dia akan memberika kesempatan semua orang yang menjadi stafnya menjelaskan visinya namun pengambil keputusan tertinggi ada padanya. Termasuk mendengarkan apa yang disukai oleh para pemainnya.Â
Dari semua ini, strategi yang spesifik dan relevan dengan modalitas tim disusun.Â
Pendek kata, Patrick Kluivert menggambarkan dirinya adalah seseorang yang demokratis di dalam manajerial tim. Doi tidak akan membangun tim menurut tafsir sepihaknya. Â
Keenam, bagaimana menemukan keseimbangan di antara pemain naturalisasi dan pemain liga lokal?--redaksi pertanyaan  Najwa Shihab tidak seperti ini, sebenarnya. Ini bahasa dari saya.Â
Patrick Kluivert bilang, pemain lokal adalah jantung tim. Tapi, setiap pemain harus menunjukan skil yang tepat, level yang tepat.
Dengan alasan begini, persaingan antara lokal dan naturalisasi, tidak boleh berurusan dengan sentimen nasionalistik yang mendayu-dayu cengeng. Profesionalisme di dalam persaingan tim adalah syarat kuncinya.
Sekarang, apa yang bisa disampaikan lagi dari wawancara itu? Tentu saja adalah mengujicobanya kepada waktu dan kesempatan, sesudah keputusan diambil.Â
Patrick Kluivert tahu ia sedang dalam arus yang seperti apa, dengan modalitas macam apa serta impian sejarah yang seambisius apa.
Paling minimal, saya percaya jika Patrick Kluivert dan stafnya mampu membuat timnas Indonesia berkembang melalui identitas yang berbeda dengan periode kepelatihan sebelumnya.
Apakah Indonesia lantas bakal lolos fase ini?