Kita bakal menyukai cara Najwa Shihab mewawancarai secara ekslusif Patrick Kluivert. Wawancara yang cukup singkat, berlangsung sekitar 21 menit 45 detik dan sudah tayang di kanal Mata Najwa. Â
Najwa Shihab membuat wawancara dalam bahasa Inggris menarik, setidaknya, karena dua alasan.Â
Pertama, ia membantu kita mengenali "motivasi kepelatihan" dan konteks dari alasan di balik penunjukan Patrick Kluivert. Dan kedua, ia membuat kita meraba-raba sejauh apa kemampuan Patrick Kluivert mengelola ekspektasi dan tekanan publik.Â
Jangan bertanya lagi suasana kebatinan fans timnas Indonesia yang cinta berat pada kinerja orang Korea Selatan bernama Shin Tae-Yong. Bahkan, sepanjang lima tahun terakhir, kita bisa melihat emosi kolektif pendukung timnas sedang berada di salah satu atmosfir terbaik yang pernah ada dalam sejarah sepak bola nasional.Â
Di titik inilah, memecat coach Shin adalah keputusan yang mengandung resiko sejak dalam niatan.Â
Tapi, Erick Thohir (ET) sekali-kali, bukan politisi garis pada umumnya. Jenis politis yang mudah cemas berlebih dengan defisit popularitas tapi saat bersamaan miskin strategi.Â
ET adalah pebisnis atau ia terlatih menyusun rencana dalam kalkulasi resiko, bukan cuma melihat profitabilitas dan target.
Jadi, apa yang penting digarisbahwai dari wawancara Najwa Shibab dengan Patrick Kluivert itu? Sekurang-kurangnya ada enam pokok yang penting dari wawancara ekslusif ini.Â
Pertama, Najwa memeriksa apa yang menjadi motivasi terbesar pelatih yang pernah menjadi bagian dari salah satu generasi emas Ajax Amsterdam di penghujung 1990an ini.Â
Patrick Kluivert bilang selain peluang yang cukup besar (dengan 4 pertandingan dan target minimal 7 poin), ada pemain yang berkualitas, dan fanatisme fans di negara sebesar Indonesia sebagai dukungan yang penting. Optimismenya memiliki landasan yang kokoh dan kalkulasi yang mungkin. Â