Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

2025: Menjadi Fanatik?

9 Januari 2025   09:40 Diperbarui: 9 Januari 2025   09:40 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tangkap Layar Akun S Aji

Dalam politik, filsafat, teologi, bahkan kritik terhadap budaya popular menjadi fanatik adalah terjerembab kedalam eksistensi yang buruk.  

Secara umum, fanatik adalah orang yang membabibuta berpegang teguh pada apa yang terlanjur diyakini sebagai kebenaran mutlak-tunggal. Ia dapat bekerja dalam keyakinan akan yang ilahiah, ideologi politik, dan pengidolaan pada figur industri tontonan. 

Tak salah jika Friedrich Nietzsche (1844-1900) menyebut orang yang semacam ini menderita pembengkakan sudut pandang.

Sebab itu, menjadi fanatik adalah (1), menghidupi pribadi dengan pikiran tertutup, sudah pasti; (2), Ketidakmampuan mengelola perbedaan dan ketegangan dengan cara-cara dialog adalah keniscayaannya. 

Dan yang tak kalah berbahaya, (3), jika berwujud kedalam massa-yang-fanatik, ia bisa menjadi predator yang bisa memangsa sesama yang dipandang "bukan kita". Seperti kata-kata Denis Diderot, "From fanaticism to barbarism is only one step".

Dalam pada itu, orang-orang fanatik jelas tak kuat hidup dalam kebenaran yang majemuk, apalagi ketakbenaran. Sikap kaku bahkan kerasnya terhadap realitas yang multi ini secara terbalik justru mencerminkan ketakutan sekaligus ketidakmampuan menghadapi ketaktunggalan makna di dunia manusia.

Tak cuma membuat manusia melampaui batas subhumanitasnya, fanatisme juga membuat dunia rentan terbakar oleh kerusuhan atau perang. 

Maka, bisa ditegaskan jika Yang Fanatis selalu khawatir jika bertemu pikiran eksegesis atau skeptis.  

Kompasiana dan "Kasta Fanatik"

Sumber: Tangkap layar akun S Aji
Sumber: Tangkap layar akun S Aji

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun